Jakarta, tvOnenews.com-Pasca-serangan besar besaran, roket Hamas menghujani wilayah Israel, Pemerintah Iran memuji langkah tersebut. Pemerintah Iran menyebut serangan Hamas sebuah kepercayaan diri rakyat Palestina melawan penjajah.
Media Zionis melaporkan pada Minggu (8/10/2023) bahwa korban tewas akibat serangan kelompok perlawanan Palestina itu mencapai lebih dari 200 orang. Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan serangan Hamas yang diberi nama Operasi Badai al-Aqsa merupakan serangan kejutan.
“Dalam operasi ini, elemen kejutan dan metode gabungan lainnya digunakan, yang menunjukkan kepercayaan diri rakyat Palestina melawan penjajah,” kata juru bicara kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani kepada ISNA.
Diawali dengan tembakan ribuan roket yang gagal dicegat sistem pertahanan rudal Iron Dome, serangan Hamas mengakibatkan gedung-gedung dan instalasi militer terbakar. Hamas mengeklaim telah menembakkan 5.000 roket dalam 20 menit. Namun Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan ada lebih dari 2.000 roket yang menyerang negara Yahudi tersebut.
Serangan ribuan roket, disususl ratusan milisi Hamas memasuki kota-kota di Israel selatan, mengumbar tembakan, dan menculik para tentara dan warga sipil.
"Serangan tersebut membuktikan bahwa rezim Zionis lebih rentan dari sebelumnya dan bahwa inisiatif ini ada di tangan pemuda Palestina,” kata juru bicara pemerintah Iran, Ali Bahadori-Jahromi, kepada IRNA.
Pemerintah Israel telah mendeklarasikan perang dengan nama Operasi Pedang Besi. Lusinan jet tempur IDF telah membombardir puluhan situs di Gaza, Palestina. Al Jazeera melaporkan 232 orang tewas akibat serangan udara Israel. Lebih dari 1.600 lainnya terluka.
Hubungan antara Iran dan Hamas dimulai pada awal tahun 1990-an, tiga tahun setelah Hamas didirikan. Selama bertahun-tahun, Hamas menikmati dukungan finansial dari Iran untuk senjata selundupannya, yang semakin meningkat ketika Hamas berkuasa di Jalur Gaza pada bulan Juni 2007.
Setelah Hamas mengambil alih Jalur Gaza, Iran dan bahkan Hizbullah mulai membantu Hamas untuk mengembangkan senjatanya sendiri. Khaled Mashal, mantan pemimpin biro politik Hamas, menyatakan pada tahun 2007 bahwa “Hamas adalah putra spiritual Khomeini (pendiri Revolusi Islam di Iran).(bwo)
Load more