Kotawaringin Timur, Kalteng - Puluhan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Amin Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), yang Jumat (26/11/2021) malam mengalami keracunan massal, kini kondisinya sudah berangsur-angsur sembuh.
"Alhamdulillah, setelah mendapat perawatan yang intensif dari pihak RSUD Dr. Murdjani, kondisi santri kami sudah berangsur-angsur sembuh. Dari 11 santri yang dirawat, kini hanya tinggal 4 orang santri saja. Insya Allah hari ini juga sudah diperbolehkan pulang," terang Pimpinan PP Darul Amin Sampit Ustadz H. Akhmad Rayyan Zuhdi Abrar, Sabtu (27/11/2021).
Demikian pula dengan 19 orang santri yang dirawat di pesantren, semuanya sudah dinyatakan sembuh oleh dokter yang merawatnya.
"Mereka disarankan dokter untuk istirahat yang cukup untuk pemulihan," tambahnya.
Kasus keracunan makanan ini juga telah ditangani pihak Polres Kotim. Petugas satreskrim pun telah mendatangi pesantren terbesar di Kalteng yang berlokasi di Jl. HM. Arsyad KM 3,5 tersebut untuk melakukan penyelidikan.
Petugas bagian Inafis juga telah mengumpulkan sejumlah barang bukti, untuk mencari penyebab keracunan makanan nasi bungkus, yang merupakan pemberian dari seseorang.
"Kami masih menyelidiki kasus ini, dan kami masih terus mencari tahu, siapa oknum warga yang memberikan makanan nasi bungkus kepada para santri," tegas Kapolres Kotim AKBP Abdoel Harris Jakin, via sambungan telepon.
Sebagaimana yang diketahui, puluhan santri pondok pesantren Darul Amin Sampit, tiba-tiba mengalami keracunan makanan secara massal usai menyantap makanan nasi bungkus yang diberikan seseorang setelah mereka melaksanakan sholat Jumat di Masjid Nur Alif, yang letaknya tidak seberapa jauh dari pondok pesantren tersebut.
Para santri tersebut mengeluh kepala mereka tiba-tiba pusing dan perutnya mual. Fisik mereka terlihat juga melemah, kemudian muntah-muntah.
Oleh pihak pesantren, para santri yang keracunan makanan tersebut langsung diputuskan untuk dibawa ke RSUD Dr. Mudjani Sampit, terutama bagi santri yang kondisinya parah.
Sesampainya di rumah sakit, para santri tersebut langsung mendapatkan perawatan yang intensif dari tenaga medis, dan langsung diberikan cairan infus. (Didi Syachwani/act)
Load more