Sejumlah penerbit asal Indonesia tetap mengadakan pertemuan di booth tersebut, tetapi secara pribadi tetap hadir di Jerman. Tidak ada penerbit asal Indonesia yang bersedia di wawancara oleh tvOnenews.
Lebih dari 1000 penulis dan penerbit dari seluruh dunia melayangkan protes terhadap keputusan FBF tersebut. Diantaranya, penulis Indonesia Laksmi Pamuntjak dan sejumlah penerima hadiah nobel; Abdulrazak Gurnah, Annie Ernaux, Olga Takarczuk.
Sebuah penerbit buku asal Qatar, Hamad Bin Khalifa University Press hadir di FBF. Stand mereka juga membawa buku buku penulis asal Palestina dalam bahasa inggris dan bahasa Arab. Diatas buku buku tersebut tertulis jels: Voice of Palestine. Mereka juga membawa buku Adania Shibli salam bahasa Arab.
Rima Ismail, project manager penerbit tersebut, tidak menerima keputusan penyelenggara FBF yang berat sebelah, "Kami tidak mengerti posisi Frankfurt Bookfair, mengapa mereka menggunakan budaya untuk sesuatu yang buruk. Mereka melihat apa yang terjadi dengan satu mata. Mereka mestinya melihat dengan dua mata. Di Palestina juga banyak yang tewas. Keputusan FBF tidak bisa diterima. Keputusan ini tidak ada hubungannya dengan konflik dan Shibli menulis bukunya pada 2017 ".
Rima dan perusahaannya mendukung dan membantu penerbitan dan peredaran buku buku penulis Palestina, termasuk membawanya ke ajang FBF "Bila mereka menulis dalam bahasa Arab kami terjemahkan ke bahasa Inggris. Juga sebaliknya. Tulusan para penulis Palestina ini harus dibaca oleh dunia," tutupnya.
Direktur FBF Juergen Boos menyesalkan dan sangat kecewa dengan keputusan organisasi penerbit dari sejumlah negara Muslim yang memilih mundur dari perhelatan FBF karena persoalan geopolitik. “Ini benar-benar bencana bagi kami, bagi saya sendiri. Saya ingin orang-orang ada di sini, melakukan wacana yang jujur, melakukan diskusi, meskipun hal itu mungkin kontroversial,” ujar Boos, dikutip laman Deutsche Welle, Rabu (18/10/2023).
Load more