Mandailing Natal, Sumatera Utara - Pematangan lahan Bandara Mandailing Natal di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara terus dikebut untuk mengejar target kerja 60 persen pada akhir tahun 2021.
Tahun ini, pengerjaan difokuskan pada perataan dan pengerasan runway sepanjang 480 meter. Disamping itu, lahan untuk apron, terminal dan gedung bandara juga sedang dilaksanakan pematangan yang menghabiskan anggaran sebesar Rp 3 miliar. Tahun sebelumnya, dana puluhan miliar telah digelontorkan untuk pematangan lahan dan pengerasan runway sepanjang 340 meter.
Menurut Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Proyek Pembangunan Bandara Mandailing Natal, Arief Mustaqiem menyebutkan pengerjaan jalur udara atau runway sudah sesuai target bahkan sudah melampaui target. PT Pilar Indo Sarana selaku kontraktor proyek memaksimalkan mekanisme pekerja dengan sistem siang dan malam untuk mengantisipasi musim penghujan.
"Mulai pada Juni 2021 hingga 25 April 2022, untuk target tahun ini 60 persen, namun hingga kini alhamdulilah sudah 65 persen. Total target kita hingga April nanti sepanjang 820 meter. Kita sarankan supaya maksimal dan ternyata mereka berkerja malam juga,” ujar Arief Mustaqiem di lokasi Bandara Mandailing Natal.
Pada tahun 2022 mendatang, pematangan lahan bandara tersebut terus dilanjutkan dengan anggaran bersumber dari APBN mencapai Rp 86 miliar. Pembangunan Bandara Mandailing Natal dinilai mendesak untuk memajukan ekonomi di daerah tersebut yang dilimpahi produk-produk unggulan dan telah dipasarkan ke luar negeri, seperti Kopi Arabika.
Untuk pembangunan Bandara Mandailing Natal diperkirakan akan menelan biaya sebesar Rp 500 - Rp 600 miliar. Rencananya tahun 2024 mendatang bandara ini akan bisa didarati pesawat berukuran sedang sesuai panjang runway yang dimiliki yaitu 1700 meter. Pembangunan bandara tersebut ditargetkan berlanjut sehingga bisa didarati pesawat jenis Boeing. (Romulo Siregar/ Wna)
Load more