Dengan semangat reformasi bagi sistem pemerintahan global, Puan meyakini MIKTA akan terus mendorong dan mengupayakan penguatan multilateralisme untuk menjawab tantangan dunia.
"MIKTA memungkinkan Indonesia untuk bekerja sama dengan mitra yang memiliki kepentingan dan nilai serupa, memperkuat posisi kolektif kelompok tersebut dalam dinamika geopolitik global," ucap Puan.
Perempuan pertama yang menjabat Ketua DPR RI ini melanjutkan, keanggotaan Indonesia di MIKTA juga membuka peluang kerja sama dengan negara-negara middle power lainnya. Meski masing-masing negara memiliki pandangan yang berbeda, kata Puan, hal tersebut dapat dijadikan kekuataan apabila setiap anggota MIKTA bisa memanfaatkannya dengan baik.
"Ini memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk bersatu dengan mitra sebaya dan memberikan dampak bersama dalam isu-isu global tanpa harus bergantung pada struktur besar dan kompleks seperti PBB," sebutnya.
Lebih lanjut, Puan mengatakan MIKTA memiliki posisi yang unik dalam menghadapi tantangan regional maupun global. Ia berharap pertemuan ketua parlemen MIKTA di Jakarta dapat semakin memperkuat posisi negara-negara middle power, apalagi Indonesia kini dianggap sebagai negara yang ekonominya berpotensi tumbuh semakin maju.
"Saya mengharapkan dalam pertemuan ini, MIKTA juga dapat menguatkan kerja sama, kolaborasi kreatif dan menghasilkan rekomendasi kebijakan yang dapat menyelesaikan tantangan perbedaan pandangan antar-negara dan antar-generasi yang mengedepankan visi misi multilateralisme," jelas Puan.
Ditambahkannya, MIKTA Speakers’ Consultation ke-9 akan fokus membahas berbagai isu mengenai tata kelola global yang lebih baik. Khususnya, menurut Puan, dalam aspek-aspek yang menjadi target dari Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan seperti ketahanan pangan, rantai pasok, kemiskinan dan perubahan iklim.
Load more