Saya beruntung menyaksikan hits Trie Utami, Nurlela diaransemen ala Sintren Remen yang kaya bunyi bunyi perkusi.
Trie Utami saat kolaborasi dengan Sinten Remen (Foto: Bajo Winarno)
Gojek kere, sampakan, guyon parikeno, plesetan terus terjadi antara pembawa acara, musisi, penyanyi di panggung sepanjang perhelatan. "Kota apa yang ukurannya XL?", "Kota Gede", "Kota apa yang tak ada tanjakan?", "Madiun". Plesetan trio pembawa acara menambal kebosanan menunggu perangkat musik disiapkan.
Yang membahagiakan, regenerasi terus terjadi. Dari sejumlah kota kota kecil ternyata bisa tumbuh band jazz yang memainkan musik musik cukup rumit. Saya sempat melihat permainan anak anak muda dari Semarang yang sgt matang dan ekspresif.
Grup Lima Petani dari Bandung menyuguhkan lima repertoar tentang seluruh sisik melik dunia petani, sejak panen, matahari, pelangi dll.
White Shoes & the Couples Company (WSCC).ciptakan koor penonton Ngayogjazz 2023 (sumber foto: Bajo Winarno)
Load more