Saat itu sebanyak 56 anggota Komisi III semua memilih Firli sebagai Ketua KPK, hal itu dinilai sebagai kesepakatan ramai-ramai untuk memilih Firli Bahuri.
"Latar belakangnya panjang bahwa Firli ada disitu (sebagai Ketua KPK), artinya banyak banyak titipan politik kemudian diabsolutkan secara aklamasi untuk menjadi Ketua KPK," katanya.
Jika melihat latar belakang itu, Rocky Gerung mulai mengkalkulasi, berapa modal yang diperlukan untuk menjadi Ketua KPK?
Atas kepentingan siapa yang ada di balik penempatan orang-orang yang seharusnya berintegritas tapi kemudian patah, yang seharusnya independen tapi kemudian berpihak.
"Kelihatannya di belakang ini ada uang yang bekerja untuk memperoleh jabatan-jabatan. Entah sponsor individual, entah sponsor oligarki, entah sponsor partai politik. Itu intinya, jadi semua badan yang seharusnya independen itu enggak lagi bisa kita percaya," bebernya.
Menurut Rocky Gerung sudah berkali-kali di era kepemimpinannya, Jokowi mengatakan akan memimpin pembersihan birokrasi dan pemberantasan korupsi, namun yang terjadi malah bertolakbelakang.
Load more