Bogor,tvOnenews.com - Alumni dan dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) University meluncurkan Buku Putih pada penutupan Reuni Akbar di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu, untuk diserahkan kepada calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres).
Ketua DPP Himpunan Alumni IPB Walneg S. Jas menjelaskan Buku Putih ini berisi pemikiran dan gagasan alumni di bidangnya masing-masing mengenai agromaritim.
"Buku Putih disusun oleh 16 tim pengarah para profesor, para pakar, termasuk praktisi alumni IPB di bidangnya, ditambah 9 tim penyusun, jadi 25 tim," kata Walneg.
Ia menjelaskan, tema besar buku ini adalah menjadikan kedaulatan agromaritim sebagai salah satu pondasi utama menuju Indonesia Emas 2045.
Karena, kata dia, jika pemerintah tidak fokus mengembangkan bidang agromaritim, Indonesia Emas sulit diwujudkan mengingat jumlah penduduk dan kebutuhan pangan yang terus bertambah, sedangkan sumber daya alam mulai terbatas.
Walneg menyebutkan, Buku Putih ini juga membahas sembilan portofolio yang ada di Indonesia, yaitu pendidikan, pertanian, kelautan dan perikanan, lingkungan hidup dan kehutanan, perdagangan, perindustrian, koperasi dan UKM, pembangunan pedesaan, serta perencanaan nasional.
"Semua kita ramu, apa masalahnya, bagaimana solusinya, bagaimana strategi untuk mencapainya. Ini kita sumbangkan untuk bangsa dan negara terutama calon pemimpin ke depan, mudah-mudahan didengar dan dipakai. Karena kalau itu dipakai insya-Allah 2045 mencapai Indonesia emas," katanya.
Sementara, Rektor IPB University Prof Arif Satria menyebutkan Buku Putih ini nantinya juga diberikan kepada calon presiden/calon wakil presiden (capres/cawapres) agar dapat dicermati oleh masing-masing kontestan Pemilihan Presiden 2024.
"Kita mengkristalisasi pemikiran dari alumni IPB dan dosen IPB agar bisa ditawarkan kepada capres, salah satunya adalah tentang agromaritim menjadi fokus dan platform pembangunan masa depan," kata Prof Arif.
Ia mengaku tetap meyakini bahwa agromaritim menjadi masa depan Indonesia dan berharap pemerintah tidak memaknai hilirisasi hanya pada sektor nikel.
"Jadi itulah yang harus pemerintah jangan tergoda. Nikel oke, tapi bukan segala galanya. Jangan hilirisasi dimaknai hanya nikelisasi. Jadi jangan terjadi pergeseran makna, hilirisasi artinya nikelisasi. Hilirisasi itu harus semua sektor, khususnya sektor agromaritim yang harus didorong," katanya.(ant/bwo)
Load more