Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Perdagangan Republik Indonesia (Mendag RI) Zulkifli Hasan atau Zulhas memprediksi harga cabai bakal naik menjelang momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024.
Hal ini diungkapkan Zulhas, sapaan akrabnya, seusai melakukan kunjungan ke Pasar Senen Blok III, Jakarta Pusat pada Kamis, 30 November 2023.
"Ya cabai itu," ungkap Zulhas kepada awak media, Kamis.
Kemudian dia berharap harga barang kebutuhan pokok (bapok) lainnya tak ikut mengalami kenaikan saat menghadapi Nataru 2024. "Mudah-mudahan yang lain enggak," ucap Zulhas.
Dia mengklaim menjelang Nataru 2024, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI benar-benar memantau kenaikan harga bapok di sejumlah daerah. Yaitu di Pasar Baru Gresik, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur (Jatim) pada Selasa (28/11/2023) serta Pasar Tanah Baru dan Pasar Pamoyanan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat (Jabar) pada keesokan harinya, Rabu (29/11/2023).
"Karena ini Nataru penting. Jadi, menjamin ketersediaan bahan pokok, harga terjangkau, itu yang utama bagi kita, agar Nataru ini bisa berlangsung dengan baik, masyarakat bisa mendapat bahan pokok, tersedia banyak, yang harganya juga terjangkau," tutur Zulhas.
Dalam kesempatan yang sama, dia mengaku harga sejumlah bapok masih mahal hingga saat ini. Antara lain beras, cabai, dan gula.
"[Harga] beras memang belum turun," kata Zulhas.
Akan tetapi, dia menyebut masih terdapat pilihan jika masyarakat keberatan dengan harga beras premium. Mereka dapat membeli beras Bulog program pemerintah Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), yang harganya Rp11 ribu per kilogram (kg).
Kemudian dia menyebut harga cabai masih terbilang mahal di Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. Pasalnya, menurut Zulhas, cabai harus didatangkan melalui daerah sentra produksi.
Dia menuturkan, harga cabai di Provinsi DKI Jakarta sekitar Rp90 ribu per kg. Sedangkan di Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur (Jatim) hanya Rp70 ribu per kg.
"Tapi cabai memang masih mahal di Jakarta," ungkap Zulhas.
Sementara itu, harga gula menyentuh Rp18.000 per kg. Menanggapi hal ini, Zulhas beralasan bahwa pasokan gula masih berasal dari impor.
"Ya kalau semua impor memang ada perkembangan naik kan, apalagi nilai tukar," kata dia. (fnm)
Load more