Jakarta, tvOnenews.com - Warga Jagakarsa, Jakarta Selatan dihebohkan dengan penemuan mayat 4 bocah yang tewas dengan mengenaskan.
Keempat bocah itu diduga dibunuh ayahnya sendiri yang bernama Panca Darmansyah.
Empat bocah tersebut yaitu VA (6), SA (4), AA (3), dan AK (1) ditemukan tewas di atas tempat tidur dengan kondisi tubuh sudah membiru.
"Keempat anak ini adalah anak-anak dari saudara P dan istrinya saudari D ditemukan berjejer di tempat tidur dalam kondisi MD," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Kamis (7/12/2023).
Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel menyarankan agar kedua orang tua diperiksa masalah mentalnya.
Hal ini karena tewasnya keempat anak ini begitu ekstrim.
“Relevan untuk dicari tahu kondisi bahkan masalah mental yang mungkin dialami pelaku. Depresi, adiksi obat-obatan, dll,” ujar Reza dalam keterangan tertulis yang diterima tvOnenews.com pada Kamis (7/12/2023).
Reza juga berharap polisi merespon cepat jika ada aduan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
“Begitu menerima kabar tentang KDRT. Tapi memang tidak mudah dalam praktiknya. Misal: di Amerika Serikat, laporan tentang KDRT masuk setiap 3 menit. Di Australia, 2 menit. Di Indonesia, saya tak punya datanya,” saran Reza.
“Perkiraan saya, rendah, karena masyarakat menganggap KDRT sebagai masalah domestik yang tabu untuk diikut campuri,” sambung Reza.
Bahkan kata Reza, belum lagi jika khalayak luas mengalami krisis kepercayaan terhadap polisi.
“Jumlah polisi juga acap kali masih disebut-sebut sebagai kendala bagi kecepatan kerja polisi,” kata Reza.
Reza kemudian mengatakan bahwa Petugas Bhabinkamtibmas juga, berdasarkan pengamatan di lingkungan Bogor Barat, kurang gesit dan rendah responsivitasnya.
“Situasi KDRT yang berat juga bisa membahayakan jiwa petugas polisi. Padahal, saya bertanya-tanya, seberapa jauh polisi kita sudah terlatih agar bisa menangani insiden KDRT secara aman,” ujarnya.
Namun menurut Reza, sebutan kejadian ini sebagai KDRT sepertinya tidak lagi memadai.
“Ini tepat disebut pula sebagai kasus pembunuhan berencana terhadap anak,” kata Reza.
Jika terbukti pelaku tidak mengalami gangguan jiwa, maka pelaku harus dihukum mati.
“Kalau pelakunya waras, hukum mati,” tegas Reza.
Reza kemudian menjelaskan bahwa dirinya tidak bermaksud mendramatisasi.
Namun sebagaimana Reza khawatir bahwa Indonesia sedang berhadapan dengan tanda-tanda suicide epidemic.
“Dalam kasus ini, pelaku sepertinya juga mencoba bunuh diri, tapi gagal. Apa pun itu, bunuh diri sudah menjadi aksi,” jelas Reza.
Hal ini dengan asumsi bahwa kasus Jagakarsa merupakan satu kasus yang menandai suicide epidemic.
“Dan bertalian dengan KDRT, maka tidak cukup lagi penyikapan kasus per kasus. Butuh program berskala luas untuk mengatasi KDRT dan bunuh diri,” katanya.
Reza juga menilai bahwa perlakuan punitive berupa pemenjaraan, misalnya, tidak serta-merta mujarab.
“Dalam kasus KDRT dua seleb belum lama ini, yang berujung penjara bagi suami, saya mengusulkan ada perlakuan selektif berupa wajib rehabilitasi bagi pelaku,” saran Reza/
“Antara lain anger management, drug intoxification,” lanjutnya.
Kronologi Penemuan Jasad 4 Bocah di Jagakarsa
Saat ditemukan, keempat bocah tersebut terlihat sudah membiru dengan kondisi telentang di kasur.
Kapolres Metro Jakarta Selatan, Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi menyebut pihaknya kini masih melakukan kolaborasi interprofesi untuk mengusut kasus tersebut.
Nmaun Ade masih belum bisa untuk membeberkan lebih lanjut atas kasus meninggalnya 4 bocah di Jagakarsa itu.
"Akan kami laksanakan kolaborasi interprofesi antara doktor kemudian labfor. Kami juga akan melakukan pemeriksaan psikolog forensik," ungkapnya.
Tak hanya menemukan empat bocah, warga juga menemukan tulisan di lantai yang diduga ditulis dengan menggunakan darah.
Tulisan 'Puas Bunda Tx For All' itu diduga ditulis oleh Panca Darmansyah untuk istrinya yang diketahui saat kejadian sedang dirawat di rumah sakit.
Setelah menulis tulisan itu dan menghabisi nyawa anak-anaknya, Panca Darmansyah melakukan bunuh diri yang ditemukan di kamar mandi.
Tangan Panca terlihat mengeluarkan darah dengan sebuah pisau yang tergeletak tak jauh dari tubuhnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang warga bernama Irwan memberikan kesaksiannya terkait adanya temuan jasad empat bocah di dalam kediamannya itu.
Ia mengatakan temuan jasad empat bocah di dalam kediamannya itu berawal dari adanya warga yang mencium aroma tak sedap keluar dari lokasi tersebut.
"Bau bangkai sampai bongkar plafon, enggak ketemu. Terus tadi pagi tetangga telepon saya, dia bilang 'Pak Irwan tolong ada bangkai sebelah Pak Panca. Tolong bersihin bangkai di kamar mandi ada bau nggak enak', sudah gitu aja," ungkap Irwan kepada awak media, Jakarta, Rabu (6/12/2023).
Irwan menuturkan sebelum ditemukan tewas dirinya sempat bertemu ayah dari keempat anak tersebut. Irwan mengaku bertemu dengan sang ayah tengah menggendong seorang dari keempat anaknya itu pada Minggu (3/12/2023).
Pada hari itu pula, Irwan mengaku sempat melihat adanya aksi KDRT sebelum temuan empat bocah yang tewas dalam kediamannya itu.
"KDRT awalnya, hari Minggu kemarin KDRT," ungkapnya. (put)
Load more