“Melalui integrasi antara keterampilan praktis dari pendidikan vokasi dan kebijakan MBKM, kami ingin menunjukkan bahwa sekolah dan kampus vokasi saling menguatkan satu sama lain dalam menciptakan sumber daya manusia yang kompeten, berdaya saing, dan siap beradaptasi dengan perubahan dinamis di masyarakat dan industri,” ujar Kiki.
Kiki pun menambahkan bahwa capaian pendidikan vokasi yang diperoleh pada tahun 2023 diraih melalui kemitraan. Karena itu pihaknya akan terus meningkatkan kolaborasi dan kerja sama dengan berbagai pihak.
“Kementerian sangat terbuka dan ingin mengundang mitra, yakni stakeholder eksternal untuk masuk ke dalam Sistem Pendidikan Nasional dan gotong royong dalam membentuk SDM yang siap dalam menyongsong masa depan,” ungkapnya.
Pada webinar yang sama, Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek, Nizam, mengemukakan bahwa MBKM adalah sebuah gerakan untuk menyiapkan masa depan para pesera didik dengan membantu mereka dalam mempersiapkan dan meningkatkan softskill, hardskill, spirit, dan etos kerja.
“Setiap tahun peserta MBKM terus meningkat. Kabar baiknya, berdasarkan survei yang dilaksanakan, peserta MBKM lebih cepat mendapatkan pekerjaan dibandingkan dengan yang tidak ikut MBKM. Selain itu, penghasilan pertama peserta MBKM pun lebih tinggi. Hal itu dapat dicapai karena para peserta MBKM lebih siap dan punya lebih banyak pengalaman serta peluang. Misalnya banyak peserta magang yang langsung direkrut oleh pihak industri karena dianggap berpotensi menjadi seorang profesional di masa depan,” kata Nizam.
Ia juga mengemukakan bahwa MBKM adalah program penting untuk mengakselerasi talenta-talenta unggul untuk Indonesia emas sehingga perlu terus dikembangkan.
“Ke depannya, kami akan memperbesar skala MBKM sehingga akan lebih banyak peserta didik yang dapat berpartisipasi. Selain itu, kami juga akan mendorong bentuk-bentuk profesi baru yang akan lahir di masa depan,” ucapnya.
Load more