Namun terlepas dari itu, Umam mengakui, setelah debat cawapres jumat lalu, Gibran bisa mengambil poin politik.
“Merujuk pada Relative Deprivation Theory, persepsi dan reaksi pasar atau pemilih bisa berubah, ketika ekspektasi publik tidak sesuai dengan realitas,” kata Umam.
“Artinya, Gibran yang belakangan ini sering dipandang rendah (underdog), tapi bisa tampil kompetitif dalam debat, maka ia bisa mengubah citra dan mengonsolidasikan basis elektoral pasangan Prabowo-Gibran,” sambungnya.
Menurut Umam, ini sangatlah dibutuhkan, mengingat targetnya menang satu putaran masih dibayangi oleh tantangan tingginya undecided voters.
Kalimat penutup dalam debat cawapres itu, juga dinilai Umam merupakan permainan gimik yang dilakukan dengan baik oleh Gibran.
“Dengan model pendekatan yang lebih santai, meskipun jadi terkesan tidak disiplin dengan sering keluar mimbar,” katanya.
“Gibran juga memainkan gimmick dengan baik, melalui ucapan selamat hari Ibu dan mengakhiri debat dengan sungkem pada Cak Imin & Prof Mahfud,” lanjut Umam.
Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud MD saat Debat Cawapres RI 2024, di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (22/12/2023)/ tim tvOnenews/Julio
Menurut Umam, bagi sebagian masyarakat yang sudah jadi basis pemilih loyal Capres-Cawapres tertentu, performa debat Pilpres barangkali tidak akan berpengaruh significant pada keyakinan politik mereka.
Load more