Jakarta, tvonenews.com - Presiden Ri keenam, Susilo Bambang Yudhoyono yang akrab disapa SBY menulis cuitan pedas soal Pilpres di Indonesia dan Amerikas Serikat (AS) di akun media sosial X pribadinya, pada Minggu (7/1/2023).
SBY menilai Pilpres di tiga (3) negara sepanjang 2024 memengaruhi geopolitik dan keamanan di kawasan Asia, salah satunya adalah Pilpres Indonesia.
Sebab, Indonesia kerap dipandang sebagai regional power dan global player.
"Jika presiden Indonesia mendatang sungguh memahami pentingnya menjaga stabilitas kawasan Asia (baik Asia Timur maupun Asia Tenggara), maka yang bersangkutan akan bisa memainkan politik luar negeri dan diplomasi yang cerdas," cuit SBY di media sosial X miliknya.
Tak hanya itu saja, SBY katakan, konflik di Asia Timur, khususnya Asia Tenggara dapat dicarikan solusi damai sehingga terhindar dari malapetaka di kawasan Asia dan dunia.
Tak hanya Indonesia, Pilpres Taiwan pada Januari 2024 dan Amerika pada November 2024 juga dinilai bisa memengaruhi geopolitik Asia.
"Geopolitik dan keamanan kawasan yang saya maksud adalah ketegangan yang tinggi antara Tiongkok dengan Taiwan (saya gunakan istilah Taiwan agar secara internasional mudah dipahami), meskipun saya mengerti bahwa bagi Tiongkok permasalahan Taiwan adalah isu dalam negeri," tulis SBY.
"Juga ketegangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat yang berkaitan dengan hubungan Tiongkok - Taiwan yang memanas tahun-tahun terakhir ini," sambungnya mengungkapkan dengan tulis.
Bahkan, ayah dari AHY itu menilai jika pemimpin Taiwan yang baru adalah sosok yang sangat antiTiongkok, ketegangan Tiongkok dan Taiwan akan meningkat.
Apabila presiden AS terpilih juga sosok yang antiunifikasi Tiongkok-Taiwan, SBY menilai kawasan Asia Timur bakal rentan 'ledakan' dan memicu guncangan geopolitik dan keamanan di kawasan Asia.
"Sebaliknya jika baik Presiden Amerika Serikat dan Presiden Taiwan yang baru nanti lebih bergaris moderat dan bersedia untuk memasuki wilayah "take and give", kekhawatiran dunia terhadap terbukanya konflik militer terbuka di kawasan Asia Timur bisa berkurang," pungkas SBY. (aag)
Load more