“Politik melodramatik dengan mengeksploitasi relasi konflik, atau sekadar politik transaksional di akar rumput,” sambung Umam.
Umam mengatakan bahwa para pimpinan partai-partai politik seharusnya melakukan upaya lebih konkret untuk mendidik dan meningkatkan literasi politik masyarakat dan basis konstituen mereka masing-masing.
“Karena itu, rangkaian pidato politik terkait kebijakan publik yang dilakukan Ketum PD AHY, termasuk juga pidato-pidato politik Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang sesekali masih berusaha mengelaborasi perbaikan sektor-sektor strategis dan kebijakan publik,” ujarnya.
“Benar-benar patut diapresiasi di tengah keringnya substansi kampanye Parpol jelang Pemilu 2024 ini,” lanjut Umam.
Situasi ini menurut Umam harus menjadi refleksi serius bagi perbaikan sistem kepemiluan ke depan, untuk mempertimbangkan ulang sistem keretakan Pileg dan Pilpres.
“Jika sistem Pemilu serentak masih dipertahankan, sangat kecil kemungkinan upaya reformasi dan peningkatan kapasitas partai-partai politik bisa dioptimalkan,” kata Umam.
“Alhasil, partai-partai politik hanya menjadi ornamen sekaligus penggembira dalam pesta demokrasi, tanpa peran substantif dalam peningkatan nilai-nilai dan esensi demokrasi itu sendiri,” tutupnya. (put)
Load more