Jakarta, tvOnenews.com - Jelang Pemilihan Umum (Pemilu) serentak para pimpinan Partai Politik (parpol) buka suara.
Rangkaian pidato politik ketum parpol diantaranya disampaikan oleh Ketua Umum (ketum) Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
AHY menyampaikan isu-isu kesejahteraan rakyat, pertahanan-keamanan.
Sementara pidato politik Megawati sesekali menyinggung tema-tema kebijakan publik dan memiliki irisan tema dengan debat Pilpres.
Hal ini menurut pengamat politik Ahmad Khoirul Umam merupakan tradisi yang sangat positif dan patut diapresiasi.
“Sebab, di tengah pelaksanaan Pemilu serentak Pileg dan Pilpres, kampanye partai-partai politik yang seolah hilang ditelan isu-isu Pilpres,” ujar Umam dalam keterangan tertulisnya kepada tim tvOnenews.com.
Menurut Umam, dalam parpol sebagai aktor utama demokrasi mendadak kering substansi dan hanya bisa mengekor.
“Membebek pada statemen dan manuver Capres yang mereka usung,” kata Umam.
Hal ini menurut Umam mengakibatkan skema pemilu serentak hanya memanjakan partai-partai politik yang memiliki kandidat capres-cawapres saja.
“Dimana tanpa kampanye dan penjelasan detail tentang agenda advokasi kebijakan mereka, efek ekor jas (coat tail effects) bisa mereka rasakan,” katanya.
Sementara kata Umam, terasa minim sekali kesadaran internal partai-partai politik lainnya untuk mensosialisasikan filosofi kebijakan publiknya.
“Seperti apa sektor strategis apa saja yang akan mereka perjuangkan untuk menarik konstituen mereka lima tahun ke depan, pasca Pemilu 2024,” kata Umam.
“Perilaku politik partai-partai ini seolah mempertegas bahwa kerja-kerja elektoral yang mereka lakukan hanya semata-mata didasarkan pada gimmick,” jelasnya.
“Politik melodramatik dengan mengeksploitasi relasi konflik, atau sekadar politik transaksional di akar rumput,” sambung Umam.
Umam mengatakan bahwa para pimpinan partai-partai politik seharusnya melakukan upaya lebih konkret untuk mendidik dan meningkatkan literasi politik masyarakat dan basis konstituen mereka masing-masing.
“Karena itu, rangkaian pidato politik terkait kebijakan publik yang dilakukan Ketum PD AHY, termasuk juga pidato-pidato politik Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang sesekali masih berusaha mengelaborasi perbaikan sektor-sektor strategis dan kebijakan publik,” ujarnya.
“Benar-benar patut diapresiasi di tengah keringnya substansi kampanye Parpol jelang Pemilu 2024 ini,” lanjut Umam.
Situasi ini menurut Umam harus menjadi refleksi serius bagi perbaikan sistem kepemiluan ke depan, untuk mempertimbangkan ulang sistem keretakan Pileg dan Pilpres.
“Jika sistem Pemilu serentak masih dipertahankan, sangat kecil kemungkinan upaya reformasi dan peningkatan kapasitas partai-partai politik bisa dioptimalkan,” kata Umam.
“Alhasil, partai-partai politik hanya menjadi ornamen sekaligus penggembira dalam pesta demokrasi, tanpa peran substantif dalam peningkatan nilai-nilai dan esensi demokrasi itu sendiri,” tutupnya. (put)
Load more