tvOnenews.com - Pendukung Prabowo-Gibran, Tsamara Amany Alatas mempertanyakan etika cawapres nomor urut 3 Mahfud MD; Anies Baswedan; dan Muhaimin Iskandar yang mereka tunjukkan pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto.
Pertanyaan ini dilontarkan Tsamara lantaran debat Cawapres kedua beberapa waktu lalu dianggap tidak etis, di mana Gibran Rakabuming dinilai tidak etis karena menyerang cawapres lainnya.
"Kalau saya mau bicara etika dan 'keetisan', bolehkah saya membalik pertanyaan ini kepada bapak-bapak di sini, dan saya baru sadar ternyata saya dan Grace Natalie; perempuan satu-satunya dari tim Prabowo-Gibran yang ada di meja sini," ujar Tsamara dalam program Catatan Demokrasi TVOne dengan tajuk “Debat Cawapres Dicap Recehan, Etika Debat Dipertanyakan” Rabu, (24/1/2023).
Tsamara mengatakan, saat debat Profesor Mahfud MD banyak mengkritik Presiden Jokowi dari menyatakan 'food estate' gagal, hingga menyinggung soal hukum yang tajam ke atas, tapi tumpul ke bawah.
"Saya mau tanya Prof. Mahfud itu pembantu presiden loh? Beliau adalah Menkopolhukam, bagian dari pemerintah tersebut. Apakah ietis seorang pembantu presiden, mengkritik pemerintah di mana dia ada di bagian pemerintah tersebut," tanya Tsamara.
Ia lalu menyinggung Muhaimin Iskandar yang merupakan ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang adalah juga bagian dari pemerintah saat ini.
"Apakah etis Gus Muhaimin mengkritik pemerintah saat ini, masih menjadi bagian dari pemerintah saat ini? Saya mau tanya lagi, Pak Tom Lembong. Ketika itu dia menjadi menterinya Pak Jokowi, sekarang menyerang Jokowi dengan soal contekan dan lainnya. Apakah ini etis?" lanjut Tsamara.
Terakhir, kata Tsamara, Anies Baswedan dalam debat pertama dan ketiga juga acap kali menyerang Prabowo secara membabi buta.
"Pak Anies ketika diberhentikan presiden Jokowi sebagai menteri, yang menolong dan menjadikan Anies Baswedan menjadi Gubernur Jakarta, namanya Bapak Prabowo Subianto. Pak Anies menyerang membabi buta Pak Prabowo. Orang yang menolong beliau, apakah itu etis?" kata Tsamara.
"Dari sini, saya tanyakan kembali, silakan publik menilai saat ini. Kalau bicara santun-santunan akan banyak hati yang tersakiti saat ini," pungkas dia.(chm)
Load more