embata, NTT - Gunung api Ili Lewotolok erupsi, Kamis (16/12/2021) pukul 21.26 WIB. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat tinggi kolom abu teramati sekitar 300 meter di atas puncak atau 1.723 meter di atas permukaan laut.
Erupsi Gunung Ili Lewotolok terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 13 mm dan durasi 28.9 detik.
"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang ke arah barat," kata petugas pemantau Gunung Ili Lewotolok Fransiskus Desales Molo.
PVMBG menyarankan masyarakat, pengunjung, atau pendaki di sekitar gunung api itu untuk tidak melakukan aktivitas di radius 3 kilometer dari puncak/kawah. Mereka juga mengimbau warga Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya longsoran material lapuk yang dapat disertai oleh awan panas dari bagian tenggara puncak.
Mengingat potensi bahaya abu vulkanis yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya, PVMBG mengingatkan masyarakat yang berada disekitar Gunung Ili Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
PVMBG menyebutkan, abu vulkanis hingga saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling gunung. Mereka mengimbau masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok agar mewaspadai ancaman lahar terutama disaat musim hujan.
Terjadi erupsi G. Ili Lewotolok pada hari Kamis, 16 Desember 2021, pukul 20:26 WITA tinggi kolom abu teramati ± 300 m di atas puncak. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 13 mm dan durasi 28.9 detik. https://t.co/SFBcPnlk8g via @id_magma— PVMBG (@PVMBG_) December 17, 2021
(act)
Load more