Pada dekade 1980 hingga 1990 an, Bakrie & Brothers terus tumbuh berkembang melalui beberapa langkah strategis, diantaranya pada sektor agribisnis melalui akuisisi PT United Sumatera Plantations – yang kemudian diubah namanya menjadi PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP), pada sektor hulu Migas (Minyak & Gas Bumi) melalui pendirian PT Energi Mega Persada (ENRG), hingga sektor pertambangan batubara melalui PT Bumi Resources (BUMI) yang mengakuisisi saham PT Arutmin dan PT Kaltim Prima Coal. Bakrie & Brothers sendiri melakukan IPO (Initial Public Offering) pada tahun 1989 – dan memasuki bursa saham dengan kode emiten BNBR.
Memasuki milenial baru, PT Bakrie Telecom mendapatkan lisensi nasional dan meluncurkan produk jasa telekomunikasi berbasis CDMA. Bakrie & Brothers juga melakukan akuisisi PT Bakrieland Development (ELTY), selain memperkuat kepemilikan di ENRG dan BUMI. Di awal dekade 2010, proyek infrastruktur pipa gas Kalija-1 (Kalimantan-Jawa) dapat diselesaikan dan beroperasi secara penuh pada tahun 2016. Proyek infrastruktur transportasi jalan tol Cimanggis-Cibitung pun mulai dibangun di periode ini.
Bakrie & Brothers terus berpartisipasi dalam usaha pembangunan infrastruktur strategis, baik di sektor energi maupun transportasi, selain tetap berkonsentrasi di sektor manufaktur. BNBR juga mulai fokus untuk mengembangkan bisnis berbasis teknologi dan berorientasi masa depan dan terbagi kedalam tiga sektor utama, smart industrialization, renewable energy dan digitalisasi.
Disamping pengembangan proyek pembangkit listrik berkelanjutan seperti PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) dan proyek EBT lain serta bisnis internet of things, industrialisasi menjadi bisnis inti Bakrie & Brothers dimasa datang. Bus komersial bertenaga listrik yang dikembangkan anak usaha Bakrie & Brothers, PT Bakrie Autoparts, kini mulai digunakan sebagai armada bus dalam kota oleh operator TransJakarta.(chm)
Load more