tvOnenews.com - Dua alam ini kini makin tak terpisah: alam digital dan alam nyata. Sejak bangun tidur sampai tidur lagi di alam nyata, sebagian besar warga juga menjadi warga di alam digital lewat jaringan internet. Tak sedikit yang menjadi budak konten media sosial, dan asal sharing tanpa ricek. Kalau tak hati-hati, ini berbahaya dalam pergaulan internet.
”Banyak kasus berulang. Misal, ada konten yang melibatkan artis terekam melakukan penyiksaan. Lalu, seseorang tanpa ricek kebenaran menyebarkan video itu dan viral. Setelah diricek, ternyata adegan yang viral hanya bagian dari video konten humor bercanda. Ujungnya, sang artis yang dicitrakan negatif kemudian mengadukan penyebar viral, dan membuatnya ditangkap polisi,” tutur E. Rizky Wulandari.
Dosen Sekolah Tinggi Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (STIKOSA AWS) tersebut menyampaikan hal itu dalam webinar literasi digital untuk segmen pendidikan yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur di Kabupaten Sidoarjo, Jumat (22/3).
Membahas tema ”Pemanfaatan Internet untuk Penyebaran Konten Positif”, webinar diikuti secara nobar maupun personal oleh kalangan pendidik serta siswa SMP dan SMA se-Kabupaten Sidoarjo. Di antaranya, SMPN 1 Tulangan, SMAN 1 Sidoarjo, SMAN Krian, SMAN 2 Waru, SMAS Kemala Bhayangkari, SMA Hang Tuah 5 Sidoarjo serta SMAN 1, 2, 3, dan 4 Sidoarjo.
Terkait kasus penyiksaan yang viral tadi, Rizky Wulandari bertanya, apa pelajaran yang bisa dipetik dari kasus tersebut?
”Yang pasti, kasus itu tidak akan terjadi kalau kita selalu memverifikasi info yang kita dapat. Ingat, di jagat digital, ulah salah jarimu bisa jadi harimaumu. Hati-hati, selalu thinking, berpikir kritis dan bijak sebelum menyebarkan suatu konten. Karena kalau salah, risikonya berbalik merugikanmu di dunia nyata,” papar Rizky.
Dari sudut pandang lain, Mom Influencer Novindah Asochmariyanti mengatakan, yang juga jangan diabaikan saat berinteraksi di ruang digital adalah jaga keamanan digital akun dan data pribadi. Caranya: buat password yang secara periodik perlu diganti dengan password unik. Kalau perlu dengan otentikasi dua faktor, huruf dan angka dikombinasikan dengan wajah atau sidik jari. ”Terasa ribet, tapi membuat akun kita aman,” cetus Novindah.
Load more