Mensos juga memberi contoh pengrajin minyak kayu putih di Pulau Buru, Maluku yang lokasinya sangat jauh dari Ambon. Namun berkat bantuan Kemensos dalam memenuhi standar kualitas dan pengemasan, maka produk kayu putih Pulau Buru ini sekarang sudah bisa dipasarkan di Krisna oleh-oleh Bali. “Kalau kita kerja keras maka tangan Tuhan, bantuan Tuhan akan datang diluar yang kita perkirakan,” kata Mensos.
Mengambil contoh minyak kayu putih Pulau Buru yang dipasarkan di Krisna oleh-oleh Bali, maka pasarnya sekarang menjangkau seluruh Indonesia bahkan bisa menembus pasar internasional. Ini disebabkan Krisna oleh-oleh Bali merupakan toko oleh-oleh terbesar se Asia Tenggara dan memiliki tujuh outlet di Bali.
Di hadapan penerima manfaat, Risma juga mengenalkan salah satu pedagang kue kering di Surabaya yang telah sukses dalam melakukan penjualan dan pemasarannya. Semula kue kering dengan merk “Diah Cookies” hanya dijual Rp 10.000 per kemasan. Tapi berkat peran Kemensos melalui para designer yang tergabung dalam Tata Rupa Nusantara perlahan kemasannya semakin bagus, kualitas rasanya semakin enak, sehingga saat ini dijual diatas Rp. 60.000 per kemasan.
“Peran Kemensos dalam memberdayakan kami selaku Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sangat terasa. Kemensos membantu dalam menjaga kualitas produk, kemasan dan pemasaran sehingga omset kami terus meningkat. Terimakasih Ibu Risma dan Kementerian Sosial,” kata Diah pengusaha kue kering Diah Cookies.
Dalam kesempatan tersebut, Mensos juga menyerahkan sertifikat penghargaan kepada mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi yang tergabung dalam Tata Rupa Nusantara. Para mahasiswa tersebut kuliah di London School of Publik Relation (LSPR), Universitas Pelita Harapan (UPH), Lembaga Pendidikan YAI, Universitas Esa Unggul, Universitas KALBIS, serta Universitas Paramadina yang tergabung dalam Tata Rupa Nusatara. Mahasiswa inilahj yang mendesain produk-produk Pena sehingga lebih bagus dan menarik yang sangat berpengaruh pada harga dan pemasaran produk.(chm)
Load more