tvOnenews.com - TRIO ALPA! Mungkin itulah istilah paling tepat untuk disematkan kepada tiga tokoh nasional ini: Pak Aburizal Bakrie, Pak Luhut B Pandjaitan, dan Pak Prabowo Subianto.
Ketiganya menjalin persahabatan yang tak lekang oleh waktu, tak luruh oleh zaman, bahkan saat bangsa ini terlibat kontestasi politik yang teramat sengit.
Persahabatan Pak Ical dengan Pak Luhut B Pandjaitan dan Pak Prabowo tak pernah pudar meski berbeda dalam pilihan.
Sejak Pak Luhut berpangkat Kapten (Inf), menurut penuturan Pak Ical, keduanya bersahabat. Persahabatan keduanya makin erat karena adik ipar Pak Luhut, almarhum ekonom kondang Dr Sjahrir, juga bersahabat baik dengan Pak Ical. Pak Sjahrir adalah teman diskusi Pak Ical terkait ekonomi dan politik.
Saat Pak Ical berada di pemerintahan Pak SBY, Pak Luhut maupun Pak Prabowo berada di luar pemerintahan.
Sebaliknya, saat Pak Luhut berada di pemerintahan Pak Jokowi di periode pertama, Pak Ical dan Pak Prabowo berada di luar pemerintahan.
Tentu selisih pendapat antarketiganya kerap terjadi. Hebatnya, “perbedaan” mereka tak pernah muncul ke permukaan. Masing-masing saling menghormati posisi. Dan biasanya diselesaikan di meja makan.
Terakhir, saat Pak Luhut sayup-sayup "menggagas" Munaslub Partai Golkar pada tahun 2023, dengan eloknya Pak Ical selaku Ketua Pembina merespons seraya mengingatkan agar semua pihak mengacu pada AD/ART Partai Golkar.
Dan setelah itu, ide munaslub seperti peribahasa jauh panggang dari api, alias tak ada kelanjutannya.
Bila salah satu di antara mereka sakit, pasti saling jenguk, saling mendoakan dan mengingatkan agar tidak terlalu ngoyo.
Sementara persahabatan Pak Ical dengan Pak Prabowo dimulai dari persahabatan antara kedua orang tua masing-masing: almarhum Bapak H Achmad Bakrie dan Bapak Soemitro Djojohadikusumo.
Pak Soemitro menyampaikan testimoni tentang Pak Bakrie dalam buku yang ditulis Syafrudin Pohan dan kawan-kawan yang berjudul: Sebuah Potret Kerja Keras, Kejujuran, dan Keberhasilan. Buku itu diterbitkan pada HUT ke-50 Kelompok Usaha Bakrie pada 1992.
Saya sendiri menyaksikan persahabatan keduanya sejak Pak Prabowo menjabat sebagai Danjen Kopassus hingga purna tugas di TNI.
Yang menarik, meski bersahabat, keduanya pun tak lepas dari kontestasi. Sebut saja, saat Konvensi Calon Presiden Partai Golkar dihelat pada 2004, Pak Ical dan Pak Prabowo terlibat persaingan sengit untuk merebut suara DPD partai Golkar.
Saat itu, Pak Luhut menjadi tim sukses Pak Ical. Meski bersaing keras, tak ada gesekan atau saling lontar statement yang saling menjatuhkan di antara keduanya.
Setelah keduanya kalah dari Pak Wiranto, Pak Prabowo mendirikan Partai Gerindra. Sementara Pak Ical masuk kabinet SBY dan lanjut menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
Formasi persahabatan ketiganya kembali berubah pada pemilu 2014. Saat itu, Pak Ical dan Pak Prabowo bergabung dalam Koalisi Merah Putih yang mencalonkan Pak Prabowo-Pak Hatta pada Pilpres 2014. Di sisi lain, Pak Luhut bergabung dan mendukung Pak Jokowi-Pak Jusuf Kalla.
Dan formasi kembali berubah pada Pilpres 2019. Pak Luhut dan Pak Ical bergabung ketika Partai Golkar mendukung Pak Jokowi-Pak Kiai Ma'ruf Amin. Sementara Pak Prabowo berpasangan dengan Sandiaga Uno.
Dan pasca Pilpres 2019, ketiganya boleh dibilang menyatu. Pak Prabowo bergabung di kabinet sebagai Menteri Pertahanan, sedangkan Pak Luhut sebagai Menko Maritim dan Investasi. Adapun Pak Ical sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, bagian dari koalisi pemerintahan Pak Jokowi.
Dan pada Pilpres 2024, ketiganya "kompak": sama-sama mendukung Pak Prabowo-Mas Gibran.
Itulah dinamika persahabat unik TRIO ALPA. Semoga ketiganya diberikan kesehatan, umur panjang, dan keberhasilan dalam menjalankan tugas masing-masing demi kepentingan bangsa dan negara.(chm)
Load more