"Jawa Timur masih mempertahankan posisi sebagai produsen paling terbesar di Indonesia saat berturut-turut 4 tahun mencapai 17,9 persen terhadap produksi padi nasional dengan serapan produksi padi tahun 2003 sebesar 9,7 ton atau setara dengan 5,6 juta ton beras," jelasnya.
Dia juga membahas tentang El Nino yang memberikan dampak signifikan terhadap pertanian, terutama pada pola tanam dan panen para petani.
Akan tetapi menurut Adhy pemerintah telah melakukan yang terbaik, yaitu dengan memberikan perhatian khusus dimana para petani mendapatkan harapan cerah di tengah badai El Nino dengan adanya program pompanisasi.
"Dampak El Nino dengan pengaruh signifikan terhadap sektor pertanian menjadi tantangan besar buat kami. Berdampak pada pola tanam dan pola produksi pertanian sehingga memerlukan perhatian khusus, dan ternyata terjawab sekarang irigasi kita diberikan bantuan yang cukup banyak yaitu 3.700 buah pompa air," kata dia.
"Itu menjawab kebutuhan kami, bagaimana mengoptimalkan sawah-sawah tadah hujan dan yang kekurangan air panen raya tahun 2024 dari bulan Maret dan puncaknya bulan April," lanjutnya.
Adhy mempertegas bahwa kepercayaan yang diberikan pemerintah pusat kepada Jawa Timur adalah keputusan yang tepat.
"Kami ingin mewujudkan kebijakan Pak Menteri bahwa Jawa Timur tidak salah kalau diberikan dukungan seperti itu, Oktober 2003-2004 komoditas padi mengalami penurunan luas tanah tercapai 1,2 juta hektar atau lebih kecil 95 ribu hektar dibandingkan relasi tahun sebelumnya September 2024. Kami memiliki target seluas 821 ribu hektar dan Alhamdulillah kemarin para Bupati, Walikota, di Jawa Timur memiliki kesanggupan tanam sampai dengan 889 ribu," ujarnya.
Load more