Mensos Risma juga menyampaikan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas sosial, pemkab serta Tagana untuk melakukan pemetaan terhadap kawasan di sekitar Gunung Semeru yang mempunyai banyak potensi bencana. Tidak hanya berupa erupsi, tapi juga banjir bandang lahar dingin, longsor dan lainnya.
"Memang ada daerah yang potensi bencananya banyak, bisa tiga sampai empat potensi bencana. Nah ini ternyata di Lumajang tidak hanya erupsi gunung semeru, tapi bisa juga banjir lahar dingin dan longsor yang tanpa ada erupsi, tapi karena ada sedimentasi sehingga material itu bisa terbawa banjir akibat curah hujan tinggi. Jadi antisipasi maupun persiapannya memang harus lebih detail," tutur Mensos Risma.
Mensos Risma pun akan menyiapkan call sign atau alarm bahaya bencana. Nantinya Kemensos akan memandu Pemkab Lumajang untuk menyiapkannya. "Kami akan pandu dari Jakarta untuk call sign," lanjutnya.
Mantan Walikota Surabaya tersebut juga menambahkan, saat ini tim dari Kementerian Sosial juga telah membagikan kasur lipat kepada pengungsi di berbagai titik dan pengungsi mandiri. Sementara itu, menurut Risma Taruna Siaga Bencana (Tagana), Pelopor Perdamaian (Pordam) dan Kampung Siaga bencana tetap memfungsikan dapur umum sampai Selasa, 23 April 2024 untuk membantu proses pembersihan akibat banjir dan membagikan paket sembako.
Banjir lahar dingin di kaki Gunung Semeru Lumajang terjadi pada tanggal 18 April 2024. Banjir ini menerjang puluhan desa dan memporak porandakan infrastruktur seperti jembatan, jalan ataupun beberapa fasilitas umum. Sementara ribuan jiwa mengungsi untuk menghindari terjangan lahar dingin. Setidaknya 3 orang meninggal dunia akibat peristiwa tersebut.(chm)
Load more