“Saat kita merenungkan sejarah yang terkait erat ini, kita merayakan warisan kolaborasi dan persahabatan yang terus membentuk masa depan kita,” ungkap Marieke.
“Saat kita memulai bab baru ini, kita melakukannya dengan dasar yang kokoh dari kepercayaan dan pembelajaran bersama antara dua organisasi,” lanjutnya.
Sebagai salah satu bagian utama dari acara ini, diselenggarakan Dialog Interaktif ‘Breaking the Boundaries toward CSE Sustainability’ yang akan menyoroti pentingnya keberlanjutan pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual yang komprehensif bagi orang muda, yang akan menghadirkan berbagai narasumber antara lain: Rachmadi Widdiharto, Direktur Guru Pendidikan Dasar Kemendikbudristek; Putra Asga Elevri, Direktur Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Kemendikbudristek, Riksma Nurahmi Rinalti Akhlan, Kepala Program Studi S1 Pendidikan Khusus, Fakultas Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia dan Sanyulandy Leowalu, CSE Officer Yayasan Gemilang Sehat Indonesia.
“Keberlanjutan program pendidikan kesehatan reproduksi yang komprehensif membutuhkan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta. Dengan dialog ini, mari kita bersama-sama menyusun strategi dan berkolaborasi untuk memastikan bahwa setiap individu memiliki akses terhadap pendidikan kesehatan reproduksi komprehensif dan berkualitas,” pungkas Sanyu.
Di Indonesia, langkah awal yang signifikan adalah dalam hal pelibatan guru dan pendidik secara nasional tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas (PKRS) yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas guru dalam mengajarkan pendidikan kesehatan reproduksi yang komprehensif di sekolahnya masing-masing. Inisiatif strategis ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan teknik penyampaian pendidikan kesehatan reproduksi secara komprehensif, termasuk untuk menciptakan lingkungan yang mendukung bagi para siswa, terutama siswa kelas 7 dan 8. PKRS telah diimplementasikan di 372 sekolah di 7 Provinsi yaitu di Jabar, Jatim, Jateng, Bali, NTB, Lampung, dan DKI Jakarta. Sebanyak 1.795 guru telah dilatih menggunakan modul PKRS dan 41.186 siswa telah menerima pembelajaran PKRS.
Pentingnya keberlanjutan pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas yang komprehensif bagi siswa di Indonesia tidak hanya terletak pada penyediaan pemahaman yang holistik tentang aspek-aspek kesehatan reproduksi, melainkan juga pada perlindungan mereka dari risiko kesehatan yang terkait dengan perilaku seksual yang tidak aman, serta dorongan untuk mengambil keputusan yang cerdas dan bertanggung jawab terkait dengan kesehatan seksual mereka. Pendekatan yang komprehensif dalam pendidikan ini memiliki dampak positif yang lebih luas, meningkatkan kesejahteraan fisik dan emosional siswa, serta membantu mereka membangun hubungan yang sehat dan penuh rasa hormat dalam kehidupan mereka.
Dalam konteks ini, membongkar norma-norma sosial yang berbahaya menjadi langkah penting dalam memperdalam pemahaman tentang pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas yang komprehensif. Tindakan ini bukan hanya membuka ruang untuk diskusi terbuka, tetapi juga menghilangkan stigma yang melekat dan mempromosikan inklusi, sehingga memungkinkan siswa untuk memperoleh pengetahuan yang lebih akurat dan mendalam tentang aspek-aspek penting dalam kesehatan reproduksi dan seksual.(chm)
Load more