Sebelumnya, STM yang baru saja mendapat estimasi baru dari tambang emasnya di Blok Onto telah mulai melakukan studi kelayakan atau feasibility study (FS). Tambang emas bawah tanah Onto, milik STM yang sahamnya dimiliki Vale dan Antam ini, diperkirakan akan bisa ditambang pada tahun 2030.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) NTB Sahdan mengatakan, penambangan atau eksploitasi emas di Blok Onto, Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu, butuh waktu tujuh tahun lagi, atau baru bisa ditambang di tahun 2030.
Dia menjelaskan, saat ini PT STM sedang menyelesaikan pra feasibility study" (FS) sampai dengan Desember 2024. Sedangkan tahap FS baru akan dimulai tahun 2025.
Rencana pengembangan tambang bawah tanah ini mencuat setelah STM mengumumkan naiknya estimasi sumber daya mineral dan cadangan deposit tembaga-emas Onto. Dari 2,1 miliar ton sumber daya mineral, total sumber daya mineral tertunjuk (indicated) mencapai 1 miliar ton, dengan kandungan setiap tonnya memiliki 0,7 persen tembaga (Cu) dan 0,4 gram emas (Au).
Dengan estimasi terbaru ini, maka total cadangan emas di tambang bawah tanah Onto berpotensi mencapai 400 ton emas. Sedangkn cadangan tembaga diperkirakan bisa mencapai 7 juta ton.
Deposit Onto merupakan bagian dari Proyek Hu’u milik STM, yang merupakan Kontrak Karya (KK) generasi ke-7 yang ditandatangani dengan Pemerintah Indonesia pada tanggal 19 Februari 1998. STM dimiliki secara mayoritas (80 persen) oleh Vale S.A., melalui Eastern Star Resources Pty Ltd, dan PT Aneka Tambang Tbk (Antam)sebesar 20 persen. (ant)
Load more