Lebih lanjut, beliau menambahkan, “Lembaga filantropi yang punya komitmen untuk membantu pengungsi bisa dibilang lembaga filantropi yang sudah mengedepankan prinsip-prinsip inklusivitas.” pungkasnya.
Dalam sesi khusus, NU Care-LAZISNU dan LAZISMU, masing-masing mewakili organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, menyerahkan donasi masing-masing senilai IDR 225.000.000 untuk pengungsi di Indonesia melalui UNHCR.
Drs. Qohari Choli, Direktur Eksekutif NU Care-LAZISNU, mengungkapkan komitmen organisasinya untuk mendukung para pengungsi. “Kami termotivasi untuk bisa bersama-sama membantu para pengungsi karena atas dasar kemanusiaan di mana para pengungsi ini tidak pernah mengharapkan situasi seperti itu dan memaksanya untuk mengungsi,” imbuhnya. Beliau juga menambahkan bahwa para pengungsi “termasuk Asnaf Delapan, termasuk fakir miskin, Ghorimin, dan Ibnu Sabil. Sehingga dari sisi zakat-pun mereka berhak menerima zakat.”
Hal serupa diungkapkan oleh Ibnu Tsani, Direktur Eksekutif LAZISMU yang menyatakan, “LAZISMU secara kelembagaan menganut sistem Islam Rahmatan-Lil-Alamin. Artinya Islam harus menjadi solusi berbagai problematika kemanusiaan tidak hanya di Indonesia, tetapi juga dunia.”
UNHCR juga menyampaikan apresiasi kepada BP ZIS INDOSAT atas komitmen dan dukungan berkelanjutan mereka bagi pengungsi selama 3 tahun berturut-turut (2021-2023). Saat menerima penghargaan, Adhi Purnomo, Ketua LAZ SKI INDOSAT berbicara tentang dedikasi BP ZIS INDOSAT dalam membantu pengungsi dan kemitraan jangka panjang dengan UNHCR.
“Isu pengungsi [merupakan] bagian dari kemanusiaan yang berlaku secara universal. Harapan kami apa yang kita berikan kepada pengungsi dapat memberikan kontribusi lebih bagi kehidupan mereka di masa mendatang,” pungkasnya.(chm)
Load more