Dari perspektif etika digital, Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Majene Sarmin menyebut pentingnya pembangunan karakter generasi-Z, di mana usia siswa sekarang menjadi populasi terbesarnya.
”Saat ini, butuh sinergi serius antara guru dan orang tua saat siswa mengakses informasi di medsos. Banjir informasi di dunia digital memang butuh sikap bijak dan kritis agar anak tidak mudah terpapar hoaks dan terancam bullying,” kata Sarmin, seraya menambahkan, ”Jangan biarkan anak bebas tanpa bimbingan”.
Sementara, presenter Tya Yustia menuturkan, hal lain yang mesti dijaga agar siswa tak mudah terpapar hoaks ketika belajar di kelas, adalah pentingnya merawat akun dan data pribadi agar tidak mudah diserang hacker.
”Cegat hacker dengan membuat password yang rumit dan unik. Jangan bikin mereka mudah mengganggu akun dan data pribadi kita. Banyak juga aplikasi keamanan password yang bisa membantu kita. Googling dan praktikkan, juga ganti password secara teratur,” pungkas Tya.
Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Kabupaten Majene ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Hingga akhir 2023, tercatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. ”Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia sampai dengan akhir 2024,” tambah Kemenkominfo.
Tahun ini, program #literasidigitalkominfo mulai bergulir pada Februari 2024. Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring seperti akademisi, perusahaan teknologi, serta organisasi masyarakat sipil, program bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman.(chm)
Load more