Digelarnya awards ini untuk ketiga kalinya dalam pandangan Suwandi membuat perusahaan berlomba-lomba untuk memberikan dampak positif yang luas kepada masyarakat atau penerima manfaat. Saat ini pemenang awards lanjut Suwandi bahkan tidak selalu didominasi oleh perusahaan yang berada di Pulau Jawa tetapi perusahaan diluar Jawa seperti di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi juga sering menerima awards.
Sementara itu Mendes PDTT A. Halim Iskandar yang turut hadir dalam ‘CSR dan Pengembangan Desa Keberlanjutan Awards 2024’ menyatakan bahwa tahun 2023 ada 10.886 pemerintah desa yang menanamkan modal ke BUMDes senilai Rp 1,16 triliun atau rata-rata Rp 44,23 juta perdesa. Diakhir tahun, BUMDes menyalurkan sebagian keuntungan ke dalam APBDes sebagai pendapatan asli desa sebesar Rp 162,99 miliar di 10.886 desa atau rata-rata Rp 14,97 juta perdesa.
“Pada desa-desa itu saja terbaca rasio manfaat dan biaya mencapai 33,85 persen. Artinya pemerintah desa dapat mulai memetik manfaat BUMDes, setidaknya mulai tahun ke empat omset BUMDes dapat mengindikasikan peran memutar ekonomi desa. Pada tahun 2023, omset BUMDes Rp 2,84 triliun, omset BUMDes Bersama 17,67 miliar dan omset BUMDes Bersama lkd mencapai 197,80 miliar,” tandas A. Halim Iskandar.
Segenap capaian BUMDes secara tidak langsung terdorong karena adanya pemberian awards yang diinisiasi oleh Kemendes PDTT dan ISSF lanjut A Halim menyadarkan kita semua termasuk pemerintah akan pentingnya peran BUMDes dalam mengelola ekonomi lokal.
Seperti diketahui sebelumnya dalam ‘CSR dan Pengembangan Desa Keberlanjutan Awards 2024’, terdapat 55 program CSR yang meraih kategori gold, 6 kategori excellent untuk perorangan, 58 silver untuk kategori program serta 4 outstanding untuk kategori perorangan. Ada pula 3 kategori bronze dan 3 kategori apresiasi untuk program CSR.(chm)
Load more