Tapi pertunjukan ulang Aduh setelah lima puluh tahun di Teater Salihara pada Sabtu 11 April 2024 lalu seperti kehilangan aspek bermain-main. Saat dipentaskan selama tiga hari berturut turut di Teater Arena Taman Ismail Marzuki pada 1974, Teater Mandiri menampilkannya dengan sangat rilek, santai. Majalah Tempo menulis pertunjukan dengan bingkai “kapankah sandiwara benar benar mulai?”
“Dalam sunyi, seorang pemain diiringi perempuan pelayan maju ke bagian depan. Ia melepas baju tinggal singlet, mengganti celananya dengan komprang dan diberi kerudung selimut kumal. Perempuan kembali ke belakang, sedang pemain ini pelan-pelan melangkah: mengerang, gemetar, meliuk-liuk, dan menunjukkan dialah orang sakit itu. Sirene sudah berhenti. Semua orang satu-persatu sudah bergerak. Sandiwara sudah dimulai,”
Dengan pembuka yang santai, nakal, bermain-main ini, Putu saat itu memberi tawaran segar, pentas seperti bergerak antara permainan formil dan hidup keseharian. Pertunjukan banyak memancing suasana tawa. Tapi, tetap ada situasi asing, pahit dan melonkoli dari suasana yang diciptakan di atas pentas.
Semua tokoh tokohnya tak memiliki nama, hanya mengesankan dari lapisan bawah yang lugu dan seringkali naif. (Sumber foto: Bajo Winarno)
Load more