tvOnenews.com - Jejak digital (digital footprint) jadi hal penting yang wajib dirawat sebagai jejak aktivitas kita saat bergaul dan berinteraksi di ruang digital. Yang positif, akan berdampak bagusnya citra diri dan bisa mempromosikan karier kita. Tapi kalau ceroboh, berisiko mencemarkan curriculum vitae, bikin personal branding kita rusak, dan masa depan terganjal. Sudah banyak korban.
”Belum lama terjadi, ada anak SMA di Jakarta yang gagal mendapatkan beasiswa dari Harvard University. Ketika dicek, akun medsosnya pernah men-share aksi menyiksa kucing. Itu hal serius di Amerika. Ujungnya, jatah beasiswa anak itu dibatalkan di detik-detik terakhir. Jangan sampai itu terulang pada adik pelajar di sini.”
Kutipan di atas dilontarkan Wakil Ketua Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Indonesia Eko Prasetya, dalam webinar literasi digital untuk segmen pendidikan yang dihelat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah di Kabupaten Tolitoli, Senin (13/5).
Eko Prasetya lantas berpesan kepada siswa peserta webinar untuk merawat betul postingan dan perilaku saat berkomentar, bikin konten, atau menanggapi informasi yang diakses di ruang digital. ”Jaga selalu agar bercitra positif dan memberi manfaat buat banyak orang. Jadilah pribadi yang positif, karena yang dihadapi di ruang digital itu sama dengan khalayak di pergaulan nyata,” ujar Eka.
Mengusung tema ”Waspada Rekam Jejak Digital di Internet”, webinar kali ini diikuti oleh ratusan siswa dan tenaga pendidik seantero Kabupaten Tolitoli. Mereka menggelar nonton bareng (nobar) dengan aplikasi Zoom Meeting dari ruang kelas di sekolah masing-masing.
Semaraknya nobar tampak berlangsung antara lain di SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3 Tolitoli, juga SMAN 1 Dampal Selatan, SMPN2 Ogodeide, MTsS Muhammadiyah Tolitoli, SMPN 2 Basidondo, SMPN 1 Dondo serta MtsS Al Khairat Malomba.
Menjawab pertanyaan M. Fadli Alaeza dari SMAN Dampal Selatan terkait apa yang mesti dijaga agar jejak digital kita selalu positif, key opinion leader Novindah Sochmariyanti menyebut, jadikan kebiasaan jangan mudah share data pribadi di akun medsos.
Sebelum tidur, lanjut Novindah, biasakan hapus semua riwayat cache dan cookies. Selain membuat ponsel tak keberatan memories, juga aman dari ancaman hacker. ”Lantas, biasakan akses website resmi yang aman. Juga, jangan tergoda kalau ada link yang menawarkan hadiah aneh dan berlebihan. Sudah banyak korban kasus penipuan digital dengan godaan macam itu,” ujarnya.
Novindah juga menyebut, pastikan jejak digital akun kita tak pernah melayani link yang menggoda dengan aplikasi perjudian, hoaks, dan pornografi yang membuat semangat belajar dan kreativitas berkarya yang positif justru tercemar. ”Waspada dan jauhi,” pesan Novindah dalam diskusi yang dipandu moderator Chichi Zakaria.
Sesuai tema webinar, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tolitoli Usman menambahkan, sikap bijak dan kreativitas saat mengakses internet akan menjadi penolak dan penghancur banyak konten negatif yang membanjiri ruang digital dan makin tak terbendung.
”Manfaatkan internet untuk mengakses dan menyebarkan konten-konten positif, baik itu konten pengetahuan, seni, budaya, agama, dan lainnya. Dengan begitu, internet dapat menjadi solusi agar anak, remaja, siswa dan juga santri, terbentengi dari beragam konten negatif yang menyerbu ruang digital tanpa kendali,” ujar Usman.
Usman menambahkan, internet akan jadi anugerah buat masa depan siswa kalau kita jadi pengendalinya. ”Jangan mau dikendalikan teknologi. Itu sinyal teknologi berisiko jadi musibah, kalau kita jadi budaknya,” pungkas Usman, yang mengupas dari sisi etika digital.
Untuk diketahui, webinar seperti dihelat di Tolitoli ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dilaksanakan sejak 2017. Program #literasidigitalkominfo tersebut tahun ini mulai bergulir pada Februari 2024, berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring.
Meningkatkan kecakapan warga masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 jiwa penduduk Indonesia.(chm)
Load more