Beberapa sekolah menengah yang menggelar nobar diskusi online di Kota Dumai, di antaranya: SMAN 1, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 5 Dumai, SMPN 2, SMPN 5, SMPN 8, SMPN 9, SMPN 11, SMPN 13, SMPN 14 Dumai, dan SMAN 2 Dumai Timur.
Dari perspektif berbeda, Chief Operating Regional East Java Asia Council for Small Business Eko Pamuji menegaskan, perkembangan penggunaan media sosial makin menyuburkan perundungan dunia maya.
”Pemicu perundungan bisa berawal dari pelaku atau korban, faktor keluarga (sering bertengkar), ada ’kompor’ penyulut, maupun faktor eksternal seperti media massa, penampilan fisik, beda kelas sosial, tradisi senioritas, dan karakter buruk pelaku,” rinci Eko Pamuji.
Sementara, drummer kelompok musik Hijau Daun Rio Aries Kusnanto yang bertindak sebagai key opinion leader diskusi menyebut pentingnya pemahaman keamanan saat berada di dunia digital.
”Aktifkan F2A (autentifikasi 2 faktor), ganti password secara berkala, hati-hati bertransaksi menggunakan Wifi publik. Jangan lupa saring sebelum sharing, dan waspada modus penipuan online agar tidak jadi korban,” jelas Rio Aries Kusnanto.
Untuk diketahui, webinar seperti dihelat di Kota Dumai ini, merupakan bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dilaksanakan sejak 2017. Program #literasidigitalkominfo tersebut tahun ini mulai bergulir pada Februari 2024, berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring.
Meningkatkan kecakapan warga masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 jiwa penduduk Indonesia.(chm)
Load more