Dari sudut pandang berbeda, Mahir Institute Partner Ardiansyah, mengingatkan pentingnya para pelaku pendidikan meng-upgrade kecakapan digital. Aplikasi Artificial Intelligence (AI) misalnya, kalau dimanfaatkan secara positif, akan menjadi semacam portofolio dan membangun personal branding yang bagus.
”Sebaliknya, sangat berbahaya apabila siswa salah memilih konten. Dampaknya bisa merusak masa depan. Karena itu, mari rawat jejak digital kita agar selalu positif. Pilih dan cermati secara bijak konten yang pantas ditonton sesuai usia. Guru dan orang tua perlu mendampingi, memilihkan konten yang tepat untuk siswa,” pesan Ardiansyah dalam webinar yang dipandu moderator Iin Mendah.
Sementara, dosen Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia Bandung Arief Budiman tegas mengingatkan siswa untuk tidak mudah berbagi data pribadi di ruang digital. Kalau perlu, di akun yang bersifat publik, pakai nama samaran dan pakai foto Avatar
”Ini lebih aman dari ancaman penjahat digital yang suka menduplikasi data pribadi dan menjadikannya kejahatan yang tak terduga. Untuk menghindari hacker, jangan jawab kalau ada yang mengajak kenalan dan minta data pribadi. Verifikasi ulang. Kalau tak kenal, lebih aman blokir saja,” kata Arief Budiman.
Untuk diketahui, webinar seperti dihelat di Kabupaten Tulang Bawang Barat ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dilaksanakan sejak 2017. Program #literasidigitalkominfo tersebut tahun ini mulai bergulir pada Februari 2024, berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring.
Meningkatkan kecakapan warga masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 jiwa penduduk Indonesia.(chm)
Load more