Jakarta, tvOnenews.com - Di tengah mencuatnya informasi peredaran 109 ton emas yang diduga palsu, harga logam mulia dalam negeri atau emas Antam (PT Aneka Tambang Tbk) di awal pekan bergerak turun.
Penurunan harga emas domestik di awal pekan ini, berbanding terbalik dengan tren harga emas dunia yang justru menunjukkan penguatan.
Dikutip dari laman logammulia.com, pada Senin (3/6/2024) pagi, harga emas Antam terpantau melemah tipis Rp1.000 per gram, dari Rp1,336 juta per gram di hari Minggu (2/6/2024) menjadi Rp1,335 juta per gram.
Sementara harga pembelian kembali (buyback) emas Antam juga terpantau melemah Rp1.000 per gram, menjadi Rp1,220 juta per gram.
Pelemahan harga emas domestik ini, berbanding terbalik dengan pergerakan harga emas dunia. Pada perdagangan akhir pekan lalu, harga emas dunia di pasar spot terpantau naik 0,7 persen ke level 2,325 dolar AS per troy ounce.
Namun, harga emas di pasar kontrak untuk penyerahan bulan Agustus 2024 terpantau turun 0,9 persen ke level 2,346 dolar AS per troy ounce. Sepanjang bulan Mei 2024, harga emas dunia terpantau naik 1,8 persen, dan sempat menyentuh rekor tertingginya di level 2,449 dolar AS per troy ounce.
Kontroversi Emas Palsu
Sebelumnya, Penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung menetapkan 6 orang General Manager Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia (UBPPLN) PT Antam Tbk periode 2010-2022 dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi tata kelola komoditi emas periode tahun 2010-2022 seberat 109 ton.
Menyusul penetapan enam tersangka kasus korupsi pemalsuan emas tersebut, isu mengenai logam mulia palsu berlogo Antam yang beredar di pasaran pun menjadi perhatian. Namun, Sekretaris Perusahaan Antam Syarif Faisal Alkadrie, angkat bicara dan menyangkal bahwa kabar tersebut tidak benar.
Dia menyampaikan bahwa PT Aneka Tambang Tbk menjamin seluruh produk emas merek Logam Mulia Antam yang beredar di masyarakat adalah asli dan terjamin kadar kemurniannya.
“Terkait dengan maraknya pemberitaan yang menyebut adanya 109 ton emas Antam palsu yang beredar di masyarakat dalam kurun waktu 2010-2021, perusahaan memastikan bahwa pemberitaan tersebut adalah tidak benar,” ujar Syarif, Sabtu (1/6/2024). (hsb)
Load more