tvOnenews.com - Kreatif di dunia digital sejak dini dapat membangun generasi cakap digital dan berbudaya. Dengan budaya digital, pengguna akan memahami norma dan nilai yang mengatur perilaku kita di dunia digital. Budaya digital yang positif dapat membantu kita untuk menjadi pengguna internet yang bertanggung jawab dan kreatif.
”Budayakan berinternet positif sejak dini, hindari budaya digital yang negatif karena dapat menyebabkan cyberbullying, penipuan online, dan konten berbahaya lainnya,” tutur Kepala Seksi Sarana dan Prasarana SMP Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Rokan Hulu Desi Marisa, dalam webinar literasi digital di Kabupaten Rokan Hulu, Rabu (5/6).
Diskusi online untuk segmen pendidikan yang diikuti siswa dan tenaga pendidik dengan menggelar nonton bareng (nobar) itu, diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau.
Dalam diskusi bertajuk ”Kreatif di Dunia Digital Sejak Dini” itu, Desi mengatakan, empat pilar budaya digital yang harus dipahami sejak dini meliputi: keterampilan digital, etika digital, keamanan digital, dan kewarganegaraan digital.
”Selanjutnya, terampil menggunakan teknologi digital secara efektif, efisien, paham norma dan nilai yang harus dipatuhi, mampu melindungi diri dari bahaya online, dan kesadaran akan hak dan tanggung jawab sebagai pengguna internet,” jelas Desi Marisa dalam diskusi yang dipandu moderator Nabila Amanda Putri itu.
Adapun keterampilan digital untuk anak-anak, lanjut Desi, meliputi penggunaan perangkat digital, anak-anak harus dapat menggunakan perangkat digital dengan aman dan bertanggung jawab. Berikutnya, pencarian informasi, yaitu: anak-anak harus dapat menemukan informasi yang akurat dan relevan secara online.
”Juga, komunikasi online dan kreativitas digital. Artinya, anak-anak harus dapat berkomunikasi secara online dengan aman dan sopan, serta harus dapat menggunakan teknologi digital untuk mengekspresikan diri secara kreatif,” papar Desi Marisa di depan para peserta nobar.
Beberapa sekolah yang menggelar nobar diskusi online di Kabupaten Rokan Hulu, di antaranya: SMPN 1 Bonai Darussalam, SMPN 2 Rambah Hilir, SMPN 2 Ujungbatu, SMPN 4 Kunto Darussalam, SMP Salafiyah Babussalam, SMPIT Khalid bin Walid Rambah, SMPN 2 Rambah Samo, dan SMPN 1 Tandun.
Dari perspektif berbeda, pegiat literasi digital Indonesia Moh. Rouf Azizi mengatakan, budaya digital harus ditanamkan pada anak sejak dini. Selain memperkuat karakter budaya bangsa, hal itu juga menguatkan nilai-nilai kebangsaan, dan bukan memecah belah kesatuan warna di dunia maya.
”Indikator budaya bermedia digital itu sendiri mencakup penguatan karakter individu dalam berbangsa, internalisasi Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, digitalisasi kebudayaan dan TIK, cinta produk dalam negeri, serta hak digital warga negara,” rinci Moh. Rouf Azizi.
Sementara dosen Praktisi Bisnis Digital Universitas Jambi Riyanto, menyebut tantangan kreativitas di era digital yaitu banjir informasi, distraksi, dan pola pikir konvensional. Distraksi, merupakan notifikasi dan gangguan dari media sosial yang dapat mengganggu fokus dan konsentrasi.
”Tips untuk meningkatkan kreativitas di dunia digital: jadwalkan waktu untuk berkreasi, cari inspirasi dari berbagai sumber, ikuti workshop atau kursus online, dan bergabung dengan komunitas kreatif,” tutup Riyanto.
Untuk diketahui, webinar seperti dihelat di Kabupaten Rokan Hulu, Riau, ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dilaksanakan sejak 2017. Program #literasidigitalkominfo tersebut tahun ini mulai bergulir pada Februari 2024, berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring.
Meningkatkan kecakapan warga masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 jiwa penduduk Indonesia.(chm)
Load more