Jakarta, tvOnenews.com - Publik menyorot kinerja Polda Jawa Barat (Jabar) terkait pengungkapan kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon pada 2016 silam dengan sejumlah kejanggalannya.
Belakangan, publik juga dihebohkan dengan bermunculannya sejumlah saksi atas peristiwa pembunuhan terhadap sejoli tersebut.
Semisal Aep yang secara terbuka memberikan kesaksiannya atas kasus tersebut usai polisi menangkap Pegi Setiawan alias Perong yang diduga otak pelaku pembunuhan dari Vina dan Eky.
Bahkan, Aep mengaku mengenal dan melihat langsung sosok Pegi Perong hingga memastikan terduga pelaku tersebut ada saat malam peristiwa berlangsung.
Tak hanya itu, terdapat saksi lain yakni Mel Mel yang mengaku melihat langsung peristiwa tersebut.
Kesaksian dua orang saksi tersebut digadang-gadang menjadi dasar Polda Jabar menangkap dan menetapkan Pegi Setiawan alias Perong sebagai tersangka.
Tak hanya itu, disinyalir kesaksian dari Aep dan Mel Mel juga dasar dari pihak Polda Jabar menyeret 8 orang untuk menjadi terpidana kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon.
Di sisi lain, publik mulai menyorot kejanggalan dari kesaksian yang diberikan Aep dan Mel Mel pada kasus tersebut.
Eks Kabareskrim Polri, Komjen Pol (Purn) Susno Duadji kerap memberi kritik kesaksian yang disampaikan Aep dan Mel Mel pada kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon
Bahkan, Polda Jawa Barat sempat memintai kesaksian dari Aep kala Pegi Setiawan alias Perong yang disebut-sebut DPO kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon tertangkap.
Susno Duadji pun mengibarkan alat perkakas terhadap Aep dan Mel Mel terkait pusaran kasus pembunuhan Vina dan Eky.
Bahkan tak tanggung-tanggung, Susno Duadji mengungkap jika Aep dan Mel Mel merupakan saksi pesanan.
"Saksi yang kita soroti yang pertama saksi Aep yang diagungkan saksi kunci. Kalau menurut saya itu saksi kunci, kunci inggris itu baut kecil bisa, baut besar bisa, sesuai pesanan," ungkap Susno Duadji saat wawancara dengan tvOne dikutip pada Kamis (6/6/2024).
Bukan tanpa alasan Susno Duadji memberikan pengibaratannya tersebut kepada dua saksi itu.
Pasalnya, ia menilai kesaksian kedua orang tersebut tak dapat dipercayai sepenuhnya usai sejumlah kejanggalannya.
"Anak kecil pun tahu, dia katakan saya tidak kenal dengan Pegi yang ditangkap sekarang, kemudian tapi melihat peristiwa itu di depan cucian saat beli rokok di warung depan cucian setelah dicek warungnya enggak ada bahkan sampai sekarang pun warungnya enggak ada," ungkap Susno Duadji.
"Jamnya jam 10 malam 8 tahun yang lalu tidak kenal orangnya tapi ingat wajahnya, dia lihat dari jarak 100 meter tahu warna sepeda motornya, nah ini si mata elang falcon si pesawat Amerika," sambungnya.
Belakangan juga publik dihebohkan usai kepolisian menangkap satu dari tiga orang yakni Pegi Setiawan alias Perong.
Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Jules Abraham Abast mengatakan pelaku ditangkap pihaknya pada Selasa (21/5/2024) di Kota Bandung, Jawa Barat.
Bahkan, penangkapan Pegi Perong dinilai mampu membuka tabir misteri kasus pembunuhan Vina dan Eky pada 2016 silam.
Jules mengungkap Pegi Perong diduga sebagai otak pelaku pembunuhan terhadap sejoli muda Vina dan Eky.
Menurutnya dugaan Pegi Perong sebagai otak pelaku pembunuhan didapati pihak kepolisian dari pengungkapan kasus yang sebelumnya telah dilakukan.
"Tersangka Perong diduga sebagai otak kasus pembunuhan disertai pemerkosaan yang terjadi pada Agustus 2016 silam," ungkap Jules dalam keterangannya, Jakarta, Rabu (22/5/2024).
Sejak diduga melakukan aksi pembunuhan terhadap kedua korbannya itu, Pegi pun memulai pelariannya.
Jules mengaku Pegi kerap berpindah tempat dari persembunyiannya selam 8 tahun pelariannya.
"Polisi sempat mengalami kesulitan saat melacak keberadaan Perong. Selain berpindah tempat, diantaranya Cirebon dan Bandung," kata Jules.
Tak hanya itu, kepolisian turut mendapati pengakuan dari terduga pelaku tersebut saat dirinya melakukan pelarian.
Didapati terduga pelaku tersebut kerap bergonta-ganti namanya sebelum dibekuk pihak kepolisian.
"Dia berganti nama. Panggilan di tempat kerja (kuli bangunan) mengaku bernama Robi,’’ ungkapnya.
Di sisi lain, Polda Jawa Barat menghapus dua nama DPO pelaku pembunuhan tersebut Andi dan Dani.
Alasan penghapusan ditengarai dua DPO pelaku pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon fiktif belaka. (raa)
Load more