Lebih lanjut, sejatinya bagi sebagian orang, boneka dapat menjadi strategi pemulihan mental (coping stress, Red). Misalnya, ketika seseorang pernah kehilangan anaknya, maka boneka dapat menjadi terapi psikologis bagi mereka karena secara psikologis, boneka dapat menjadi sarana penyegaran pikiran bagi individu selama tidak berlebihan dan tentunya di bawah pendampingan dari psikolog atau psikiater.
Akan tetapi, terlepas dari manfaat tersebut, sejatinya boneka hanyalah benda mati. Mereka hanya menjadi perangkat yang tidak memiliki hal-hal khusus, kecuali hanya pengaruh dari perlakuan sang pemilik.
Ketika kita memperlakukan boneka secara spesial, maka Prof. Nurul mengimbau agar kita mencari tahu alasannya. Apabila hanya mengarahkan kepada perilaku negatif yang melampaui batas kewajaran, maka harus segera dihentikan agar tidak terjebak pada situasi yang kurang sehat, baik secara psikologis maupun mental.
“Kuncinya adalah rasional, realistis, dan proporsional. Selama tiga hal itu terpenuhi, maka kita senantiasa objektif dalam memikirkan, merasakan, dan melakukan segala hal,” pungkas dosen yang juga anggota Ikatan Psikologi Klinis Indonesia tersebut. (Sandi/Ard)
Load more