tvOnenews.com - Tenaga Ahli Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rizal Calvary Marimbo mengatakan, tantangan terbesar investasi langsung di Indonesia ke depan adalah ketersediaan energi baru terbarukan (EBT).
"Ini market driven , tiap investor yang masuk dia tanya ada EBT-nya gak," ujar Rizal usai meninjau proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya berkapasitas 100 Megawatt peak (MWp) di Purwakarta, Jawa Barat. Proyek ini merupakan kolaborasi PT PLN Batam dengan PT Aruna Cahaya Pratama (Aruna PV).
Rizal yang juga komisaris PT PLN Batam bersama dewan komisaris dan direksi PT PLN Batam melakukan peninjauan langsung proyek yang diinisiasi PT PLN (Persero) Group melalui anak usahanya, PLN Batam dan berkolaborasi bersama PT Aruna Cahaya Pratama (Aruna PV). Proyek ini merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya ground-mounted terbesar di Indonesia berkapasitas 100 Megawatt peak (MWp) di Kawasan Industri Kota Bukit Indah di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Anak Buah Bahlil ini mengatakan, dulunya investor yang masuk ke Indonesia menghadapi tiga kendala besar yakni ketersediaan lahan, regulasi, dan perizinan.
"Setelah tiga kendala itu diselesaikan oleh pemerintah, muncul tantangan baru yakni ketersediaan listrik. Listriknya pun bukan sembarangan listrik. Dia minta ada EBT tidak," ujar Rizal.
Rizal mengatakan kapasitas terpasang listrik nasional mencapai 72.976,30 Megawatt. Tercatat, realisasi kapasitas terpasang pembangkit EBT di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 8.786 megawatt (MW) mengalami pertumbuhan 261 MW dibandingkan tahun 2022 sebesar 8.525 MW. Pembangkit Listrik Hydro menyumbangkan porsi terbesar dengan komposisi sebesar 5.777 MW, Pembangkit Listrik Panas Bumi sebesar 2.519 MW, dan sisanya berasal dari Surya, Angin, dan Biomassa.
Rizal mengatakan, kolaborasi antara Kementerian Investasi dan PT PLN sangat efektif ke depan untuk penyediaan EBT bagi kebutuhan industri. "Tentu kita minta ke PLN agar EBT-EBT seperti yang di Purwakarta ini diprioritaskan untuk kebutuhan industri-industri besar dulu, sebab ini market multi nasional company memang sangat cerewet soal asal usul energi suatu produk," pungkas dia.
Sebab itu, pemerintah sangat mengapresiasi langkah-langkah positif yang dilakukan PLN Group untuk memenuhi permintaan EBT, meski menghadapi tantangan kelebihan pasokan listrik dari batubara saat ini.
"Transisinya berat sebab ada oversuplay dari PLTU di Jawa Bali, tapi PLN kita lihat cukup tegas dan cari cara untuk mengawal transisi energi ini," ujar Rizal.(chm)
Load more