Kedua, memperbaiki struktur ekuitas Perseroan dengan mengeliminasi akumulasi rugi (defisit) dengan menggunakan komponen ekuitas lain seperti agio saham, selisih transaksi dengan pihak non pengendali dan penurunan modal saham.
Ketiga, dengan kondisi neraca keuangan yang menunjukkan nilai sekarang tanpa dibebani defisit masa lampau, Perseroan diharapkan akan lebih mudah memperoleh pendanaan, jika diperlukan, dalam rangka pengembangan usaha. Keempat, dengan tidak adanya saldo defisit, maka akan dapat memberikan dampak positif bagi para pemegang saham karena Perseroan dapat membagi dividen sesuai dengan peraturan yang berlaku, termasuk Undang-undang Perseroan Terbatas (UUPT).
“Kelima, meningkatkan minat dan daya tarik investor untuk memiliki saham Perseroan, sehingga diharapkan juga akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham Perseroan,” terang Roy.
Performa Keuangan Membaik
Roy Hendrajanto mengatakan, dari tahun ke tahun Perseroan juga secara konsisten menunjukkan tren performa keuangan yang membaik. Hal ini terlihat dari peningkatan pendapatan sebesar 25,33% CAGR selama periode tahun 2021 hingga 2023.
“Peningkatan pendapatan Perseroan ini sebagian besar disebabkan perkembangan bisnis Perseroan melalui entitas anak PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) yang bergerak di bidang penjualan kendaraan listrik, PT Bakrie Metal Industries (BMI) dan entitas anak Perseroan yang bergerak di bidang fabrikasi baja bergelombang, fabrikasi pipa baja dan konstruksi baja dan PT Bakrie Indo-Infrastructure (BIIN) yang bergerak di bidang pembangunan dan jasa infrastruktur termasuk infrastuktur telekomunikasi,” ungkap Roy.
Lebih dari itu, lanjut Roy, tren performa positif ini juga bisa terlihat dari meningkatnya laba usaha Perseroan selama tiga tahun berturut-turut, masing-masing sebesar Rp20,69 miliar, Rp231,91 miliar dan Rp348,31 miliar, dengan rata-rata marjin laba usaha sebesar 5,51%.
Load more