Nahla juga menegaskan kembali bahwa pondok-pondok pesantren yang sudah mendapatkan muadalah (penyamaan) dari Al-Azhar, diharuskan mengajarkan manhaj Al-Azhar, sehingga alumninya bisa langsung mendaftar di Universitas Al-Azhar.
Menteri Agama langsung merespon apa yang disampaikan oleh Syaikh Ad-Duwainy dan Prof Nahla dengan segera akan mengirimkan delegasi Kemenag ke Kairo untuk membahas hal-hal teknis terkait proses pendaftaran calon mahasiswa ke Universitas Al-Azhar Kairo dan sekaligus penguatan kerjasama pendidikan dan dakwah islamiyah.
Ad-Duwainy menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Agama RI, atas kerjasama dan peranannya dalam mewujudkan regulasi yang benar agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan banyak pihak.
Al-Azhar berkomitmen mencetak generasi unggulan yang berwawasan moderat (wasatiyyat Islam), dan menjadi duta-duta Al-Azhar di seluruh penjuru dunia. Al Azhar juga siap memberikan pelatihan imam dan dai bagi yang membutuhkan.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Agama menyampaikan terima kasih atas perhatian dan kemurahan hati Pimpinan Al Azhar kepada mahasiswa Indonesia yang mengenyam pendidikan di Al Azhar termasuk pemberian sekitar 200 beasiswa khusus kepada mahasiswa Indonesia di Al Azhar. Kemenag siap bekerja sama dengan Al-Azhar dalam penguatan kerja sama pendidikan dan pelatihan.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut Duta Besar Mesir untuk Indonesia HE. Yasser El-Shemy, Direktur PTKI Kemenag dan Atdikbud, Pejabat Pensosbud, Protkons KBRI Kairo serta Pejabat Kemenlu RI.(chm)
Load more