Purworejo, tvOnenews.com - Warga desa kalimiru kecamatan bayan kabupaten purworejo Jawa Tengah, beserta Camat, Kapolsek,Babinsa Koramil 02 bayan melakukan gerakan pencegahan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dengan pestisida nabati yang diaplikasikan melalui teknologi drone pertanian, bertempat di lahan tanaman padi Dusun Satu, Desa Kalimiru, Kecamatan Bayan, Kamis pagi (11/7/2024).
Kepala desa kalimiru Agung Yuli Priatmoko menyampaikan, kegiatan ini merupakan Kegiatan terobosan inovasi bagi para petani padi di purworejo yang semua nya rata-rata wilayah Agraris tersebut sebagai percontohan pengaplikasian drone pertanian kepada petani.
“Kegiatan ini kita lakukan untuk percontohan penggunaan drone pertanian. Mudah-mudahan nanti ke depan menjadi budaya modern bagi petani kita, karena kinerja dari drone ini tentunya lebih menghemat waktu, bisa menghemat tenaga. Sehingga harapan kita pencegahan, penanggulangan, dan pemupukan tanaman padi dan yang lain itu bisa secara efektif," jelas Agung.
Dia menyebut, saat ini banyak hama wereng batang coklat yang menyerang tanaman padi milik petani. Oleh karena itu, warga desa Kalimiru yang di pimpin langsung oleh kepala desa agung ini memilih Desanya dalam gerakan pengendalian OPT dengan drone pertanian," ucapnya.
“Serangan OPT wereng batang coklat ini cukup melanda terutama di wilayah Purworejo di MT (musim Tanam 1). Jadi hari ini kita memberikan percontohan pencegahan atau pengendalian penyakit atau hama tanaman menggunakan asap cair yang merupakan pestisida nabati yang sangat sangat aman bagi kesehatan kita semua,” katanya.
Kepala Desa Kalimiru Agung menambahkan lagi bahwa dengan adanya teknologi drone ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan jumlah sumber daya manusia, biaya produksi, serta meningkatkan efisiensi usaha tani, karena selain lebih hemat waktu, hemat biaya, dapat dilakukan secara serempak dan merata dalam satu area di waktu yang bersamaan. Dia menyebut pengoperasian drone pertanian yang berkapasitas angkut 5 liter tersebut selama 15 menit akan bisa menyemprot satu hektar lahan pertanian.
Menggunakan teknologi drone ini untuk penyemprotan pestisida karena dinilai lebih efektif dan efisien bila dibandingkan cara konvensional karena hanya memakan waktu 15 menit untuk lahan satu hektar. Untuk anggaran pembelian drone sendiri, warga desa Kalimiru memanfatkan anggaran dana desa untuk pengaplikasian drone pertanian.
“Iya waktu lima belas menit, bisa menyemprot satu hektar, jadi fokusnya lebih kepada meningkatkan produksi. Dengan adanya ketersediaan produksi akan menjaga kestabilan harga. Dari situlah bisa menjaga inflasi dari sisi supply produksi dari barang-barang pertanian, dan untuk anggaran pengaplikasian drone ini sendiri di anggarkan melalui anggaran dana desa," ungkapnya.
Selain itu,diharapkan juga dapat menarik minat generasi muda untuk masuk ke usaha pertanian, karena saat ini jumlah petani muda relatif masih sedikit dikarenakan usaha pertanian masih dirasa kurang bergengsi dibanding usaha yang lain.
“Ini menjadi penting karena dalam jangka panjang sekarang petani kita sudah banyak yang berumur, dan apakah pertanian menjadi sesuatu yang menarik buat generasi milenial. Dengan teknologi yang semakin canggih seperti ini akan memancing bagaimana motivasi teman teman, generasi anak anak muda untuk mulai bermain di pertanian karena pertanian penting buat ketahanan pangan,” lanjut Agung.
Sementara itu Suharmanto (33), selaku anggota kelompok tani sehati desa Kalimiru, mengatakan pengaplikasian drone pertanian bisa menjadi salah satu solusi bagi para petani untuk pengendalian hama dengan teknologi kekinian. Dia menyampaikan drone tersebut akan dikelola oleh para pemuda desa kalimiru, dan dapat dimanfaatkan oleh petani yang membutuhkan.
“Iya Ini fungsinya sangat banyak, untuk pengendalian hama, untuk pemupukan, untuk pemetaan. Jadi sekarang basis datanya adalah basis peta digital atau poligon dengan drone ini bisa dimanfaatkan untuk pemetaan lahan kita, jaringan irigasi pun bisa dipetakan dengan drone agar kita nanti bisa punya data yang akurat real di lapangan," jelas Suharmanto.
Jadi Teknologi drone pertanian ini akan terus berkembang sesuai kebutuhan, tinggal bagaimana bisa memanfaatkan secara arif dan bijaksana, demi keberlanjutan pertanian dan kehidupan. (esa/ebs)
Load more