”Trik menjaga privasi digital: mengatur siapa saja yang dapat melihat postingan, non-aktifkan opsi geografi, mengetahui cara pelaporan abuse, pasang aplikasi antivirus, dapat membedakan e-mail berisi virus, spam, dan malware,” pungkas Dyah Hakim.
Dalam kegiatan yang menyasar guru dan tenaga kependidikan sebagai peserta ini, musisi Danin Sibilo menambahkan, data privasi yang perlu dilindungi di dunia digital, di antaranya: kelengkapan data diri, penggunaan nama ibu kandung dan Personal Identification Number (PIN), One Time Password (OTP), serta password.
”Kita bisa mulai menjaga keamanan privasi digital dengan cara menghargai privasi orang lain, tidak menggunakan identitas palsu, mengganti password secara berkala, dan literasi diri untuk menghadapi segala bentuk penipuan. Ingat, yang bisa melindungi privasi kita adalah diri kita sendiri,” jelas Danin Sibilo.
Dari sudut pandang budaya digital, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng Made Astika menyebut pentingnya kesetaraan lewat gerakan digital inklusif. ”Literasi digital bagi kelompok rentan seperti anak-anak, perempuan, lansia, disabilitas, dan masyarakat 3T (tertinggal, terdepan, terluar), perlu dilakukan,” tegas Made Astika.
Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Kabupaten Buleleng ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Sejak dimulai pada 2017, sampai dengan akhir 2023 program ini tercatat telah diikuti 24,6 juta orang. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024.
Load more