tvOnenews.com - Kemajuan teknologi informasi (internet) memberi kemudahan dan membantu mempercepat kerja manusia. Namun, di balik kemudahannya, internet juga menyimpan ancaman kejahatan dan tindakan buruk lainnya. Terkait itu, penting mengetahui gambaran umum keamanan berinternet maupun penggunaannya untuk menjaga keamanan privasi secara digital.
Influencer Dyah Hakim mengungkapkan hal itu saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital untuk segmen pendidikan, yang digelar bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bali di Kabupaten Buleleng, Kamis (18/7).
Dyah Hakim mengatakan, menjaga keamanan privasi digital dan memahami keamanan online penting karena hal itu termasuk cara melindungi informasi pribadi dan menghindari penipuan. Selain itu, berhati-hati dengan apa yang kita unggah di internet juga dapat menjaga keamanan privasi digital.
”Berhati-hati dengan apa yang kita unggah di internet menjadi penting, karena hal itu dapat digunakan oleh oknum tertentu untuk merugikan kita dan orang lain. Pahami juga implikasi positif dan negatif dari tindakan kita di dunia maya,” tutur Dyah Hakim dalam webinar program Makin Cakap Digital yang dipandu moderator Fitta Mamita.
Dalam webinar bertajuk ”Tips and Trik Menjaga Keamanan Privasi Secara Digital”, Dyah menambahkan, perlu dipahami keamanan digital merupakan konsep yang mencakup serangkaian tindakan, kebijakan, dan teknologi yang bertujuan melindungi data, sistem, dan informasi penting dari ancaman siber dan risiko keamanan digital lainnya.
”Jika privasi tersebar, dampaknya kita akan mendapat hukuman sosial dari masyarakat, berpengaruh pada mental dan aktivitas, sulit mendapat pekerjaan, dan mempengaruhi reputasi,” rinci Dyah Hakim.
Adapun cara menjaga privasi data pribadi, masih menurut Dyah, bikin password yang sulit ditebak, selalu log out, tidak menunjukkan informasi pribadi di media sosial, jangan mengunggah (upload) foto yang merugikan diri sendiri, dan jangan mudah percaya kepada orang lain.
”Trik menjaga privasi digital: mengatur siapa saja yang dapat melihat postingan, non-aktifkan opsi geografi, mengetahui cara pelaporan abuse, pasang aplikasi antivirus, dapat membedakan e-mail berisi virus, spam, dan malware,” pungkas Dyah Hakim.
Dalam kegiatan yang menyasar guru dan tenaga kependidikan sebagai peserta ini, musisi Danin Sibilo menambahkan, data privasi yang perlu dilindungi di dunia digital, di antaranya: kelengkapan data diri, penggunaan nama ibu kandung dan Personal Identification Number (PIN), One Time Password (OTP), serta password.
”Kita bisa mulai menjaga keamanan privasi digital dengan cara menghargai privasi orang lain, tidak menggunakan identitas palsu, mengganti password secara berkala, dan literasi diri untuk menghadapi segala bentuk penipuan. Ingat, yang bisa melindungi privasi kita adalah diri kita sendiri,” jelas Danin Sibilo.
Dari sudut pandang budaya digital, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng Made Astika menyebut pentingnya kesetaraan lewat gerakan digital inklusif. ”Literasi digital bagi kelompok rentan seperti anak-anak, perempuan, lansia, disabilitas, dan masyarakat 3T (tertinggal, terdepan, terluar), perlu dilakukan,” tegas Made Astika.
Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Kabupaten Buleleng ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Sejak dimulai pada 2017, sampai dengan akhir 2023 program ini tercatat telah diikuti 24,6 juta orang. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024.
Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.(chm)
Load more