Zaeni mengatakan, survei PSI dilaksanakan pada 19-31 Juli 2024 itu dilakukan dengan menggunakan populasi masyarakat Sumatra Utara yang terdaftar sebagai Daftar Pemilih Tetap di Pemilu 2024. Responden dalam survei juga merupakan warga negara Indonesia di Sumatra Utara yang memiliki hak pilih dalam Pemilu, yakni mereka yang berusia 17 tahun atau lebih atau sudah menikah ketika survei berlangsung.
"Pengambilan sampel dengan metode multistage random sampling yang diikuti 1680 responden. Wawancara secara tatap muka dengan margin of error kurang lebih 2,38% pada tingkat kepercayaan 95%," kata Zaeni.
Zaeni menjelaskan, kesimpulan survei ini memperlihatkan korelasi identitas primordial kandidat dan pilihan pemilih di Sumatra Utara. Dari hasil tabulasi survei terlihat jelas Bobby Nasution dalam head to head dengan Nikson Nababan menguasai Langkat, Binjai, Serdang Bedagai, Tebing Tinggi, Batubara, Asahan, dan Tanjung Balai. Sedangkan Nikson Nababan mayoritas dipilih oleh responden yang berkorelasi identitas primordial dengan sosok Nikson Nababan dengan menguasai suara di Kota Medan, Karo, Kabupaten Pematang Siantar, Samosir, Nias, Nias Utara, Nias Selatan, Nias Barat, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Tapanuli Tengah, Sibolga, Dairi, Simalungun, dan Pakpak Bharat.
Sedangkan, suara untuk Edy Rahmayadi ketika head to head dengan Bobby Nasution lebih banyak menguasai daerah Kabupaten Deli Serdang, Langkat, Binjai, Serdang Bedagai, Tebing Tinggi, Batubara, Asahan, Tanjung Balai.Kabupaten Tapanuli Selatan, Padang Sidimpuan, Mandailing Natal, Labuhan Batu Utara, dan Labuhan Batu selatan.
Menurut Zaeni, penyebaran pilihan responden pada tiap nama calon gubernur tak lepas dari proporsi dan karakter masyarakat Sumatra Utara yang secara sosial terfragmentasi. Di mana penduduknya terbagi atas suku Jawa sebanyak 33,4%, Batak Toba 22,3%, dan Batak Mandailing 9,6%. Kemudian, Nias 7,1%, Melayu 6,1% Batak Karo 5,5%, Angkola (4,1 persen), Tionghoa (2,7 persen), Minang (2,6 persen), Batak Simalungun (2,4 persen), Aceh (1,0 persen), Batak Pakpak (0,8 persen), dan suku lain sekitar 2,6 persen.
Dari sisi agama, tercatat 66% pemeluk Islam, 31,4% Kristen (Protestan/Katolik), dan 3,% agama lain. "Proporsi keragaman penduduk Sumatra Utara itu ternyata tersebar tidak merata dan menciptakan kantong etnisitas dan agama sebagai dasar bagi masyarakat untuk memilih calon Gubernurnya," ujar Zaeni. (ebs)
Load more