Padahal, sambung Suprihanto, menyiapkan varietas benih tidak boleh asal-asalan.
Tetapi harus ketat melalui proses seleksi, sehingga hasilnya memenuhi standar pelepasan varietas yang berlaku di Indonesia.
"Ini kan pekerjaan harus bisa dipertanggungjawabkan. Kami nilai sebagai proyek gagal dan terpaksa dihentikan di tengah jalan, proyek ini berpotensi berdampak masalah Hukum,” ujar Suprihanto.
Menanggapi tudingan Dwi Andreas dan gagalnya proyek Andreas tersebut, Saiful justru balik bertanya dan menuding Andreas sebagai biang kerok.
"Artinya tudingan ini justru menunjuk dirinya sendiri. Karena di sepanjang periode tersebut, Andreas terlibat langsung dalam kontrak kerjasama dengan Kementan.
Tidak berhenti di situ, pada tahun 2021, Andreas juga meneken kontrak senilai Rp5 miliar lebih untuk pemetaan komoditas hortikultura bersama Dirjen Hortikultura Kementan. “Demikian pula di tahun berikutnya (2022), Andreas kembali ketiban dana untuk proyek yang sama,” tambah Saiful
Di tahun 2023, Andreas kembali berhasil meneken kontrak untuk proyek Swakelola Pengembangan Lahan Pertanian Produktif bersama Direktorat Perlindungan dan Penyediaan Lahan Kementan.
"Nah, inilah yang saya sebut menunjuk diri sendiri atas tudingannya sendiri. Dan itu sangat tidak bertanggungjawab. Apalagi dia membawa-bawa dalih ilmiah dan rasionalitas. Ini yang sangat lucu bagi saya," ujar dia.
Load more