”Lalu, satir atau tak ada niat merugikan tapi berpotensi menipu; serta koneksi yang menyesatkan atau informasi yang sesat yang dipakai untuk membingkai isu atau orang tertentu,” tutup Femikhirana Widjaja dalam diskusi yang diikuti lewat nonton bareng (nobar) para pelajar.
Sekolah menengah di Kabupaten Ngawi yang mengikuti kegiatan nobar di ruang kelas, di antaranya: SMPN 2 dan SMPN 3 Karangjati, SMPN 1 Bringin, SMPN 1 Geneng, SMPN 1 Kendal, SMPN 1 dan SMPN 4 Ngawi, SMPN 1 Gerih, SMPN 1 Kwadungan, SMPN 1 Kasreman, dan SMPN 1 Pangkur.
Dari sudut pandang berbeda, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngawi M. Fachrudin menyoroti pentingnya etika digital bagi pelajar yang meliputi tanggung jawab, pengembangan karakter, keamanan dan privasi.
”Penting bagi pelajar untuk memahami bahwa mereka memiliki tanggung jawab atas perilaku online mereka dan dampaknya kepada orang lain; membantu dalam pengembangan karakter seperti kejujuran, empati dan tanggung jawab sosial; serta memahami etika digital untuk melindungi diri dari ancaman online dan memastikan privasi tetap terjaga,” jelas M. Fachrudin.
Sementara penyanyi Inta Oceania yang tampil sebagai key opinion leader diskusi berpesan, menjaga keamanan privasi secara digital penting dilakukan lantaran kita tidak tahu niat semua orang pengguna media digital. ”Tidak bisa dipastikan bahwa setiap pengguna media sosial memiliki niat yang baik,” tegasnya.
Tips untuk menjaga privasi akun media sosial, menurut Inta, gunakan koneksi yang aman, password unik dan kuat, ganti password secara berkala, aktifkan autentifikasi dua faktor (2FA), hindari klik link sembarangan, cek kredibilitas website, dan lindungi perangkat dengan antivirus.
Load more