tvOnenews.com - Habib Ali Zaenal Abidin Al Hamid mengungkapkan hal buruk dan mengerikan jika banyak tikus di rumah.
Keberadaan tikus di rumah mungkin terlihat sepele bagi sebagian orang, namun dalam pandangan Islam dan kesehatan, hal ini bisa menjadi pertanda buruk yang tidak boleh diabaikan.
Tikus bukan hanya hama yang menjijikkan, tetapi juga bisa menjadi sumber penyakit dan kerusakan yang berbahaya bagi penghuni rumah.
Dalam sebuah kajian yang diangkat oleh Habib Ali Zaenal, kehadiran tikus di rumah bahkan dikaitkan dengan datangnya musibah.
Ini bukan sekadar mitos atau takhayul, melainkan suatu peringatan yang berakar dari hadits Rasulullah SAW.
Habib Ali Zaenal menjelaskan bahwa tikus, meskipun tampak kecil dan tak berdaya, memiliki potensi untuk mendatangkan bahaya yang besar.
"Tikus, karena tikus ini banyak mendatangkan bahaya," ujarnya, mengingatkan bahwa tikus bisa merusak rumah dan membahayakan para penghuninya.
Selain itu, beliau mengutip sabda Rasulullah SAW yang menganjurkan umatnya untuk menutup wadah makanan, terutama pada malam hari.
Hal ini merupakan langkah pencegahan terhadap kontaminasi dari hewan-hewan seperti tikus.
"Dalam hadis Nabi SAW beliau bersabda, tutuplah wadah yang ada di rumah," kata Habib Ali Zaenal.
Menutup wadah makanan ini bukan tanpa alasan. Tikus dikenal sebagai hewan yang sering berkeliaran di malam hari, mencari sisa-sisa makanan.
Apabila wadah makanan tidak ditutup, ada risiko makanan tersebut terkontaminasi oleh kotoran atau air liur tikus yang bisa membawa penyakit.
Habib Ali Zaenal menjelaskan, "Ada beberapa sebab, di antaranya khawatir ada penyakit yang akan masuk ke wadah-wadah, khususnya waktu malam."
Penyakit yang dibawa tikus tidak bisa dianggap enteng, mulai dari Leptospirosis hingga Salmonellosis, yang bisa berdampak fatal bagi manusia.
Lebih jauh lagi, Habib Ali Zaenal menceritakan sebuah kisah dari zaman Rasulullah SAW yang menunjukkan betapa bahayanya tikus.
Ilustrasi Banyak tikus di rumah dapat menyebabkan dampak buruk, salah satunya yaitu kebakaran. Sumber: istockphoto
Suatu malam, Rasulullah melihat seekor tikus membawa sumbu, yang jika terkena api, bisa memicu kebakaran.
"Suatu hari baginda Rasulullah SAW bangun tidur, nampak tikus bawa sumbu, itu dibawa kalau kena ke lampu api yang sedang menyala itu bisa membakar rumah," kisah Habib Ali Zaenal.
Dari peristiwa ini, Rasulullah menekankan pentingnya memadamkan api dan menutup wadah makanan pada malam hari untuk mencegah bahaya yang bisa ditimbulkan oleh tikus.
Selain risiko kebakaran, keberadaan tikus di rumah juga menimbulkan masalah lain, seperti najis yang bisa mengganggu ibadah dan kebersihan makanan.
Najis tikus yang masuk ke dalam wadah makanan dapat menyebabkan makanan tersebut menjadi haram untuk dikonsumsi dan membahayakan kesehatan.
"Ataupun juga kalau najis tikus itu kena wadah yang berisi makanan yang bila dimakan akan membawa kemudharatan," tegas Habib Ali Zaenal.
Inilah mengapa dalam Islam, tikus termasuk hewan yang boleh dibunuh karena sifatnya yang merusak dan membahayakan.
Tikus dikenal sebagai hewan yang cerdik dan lihai dalam menyusup ke berbagai sudut rumah.
Mereka bisa merusak perabotan, kayu, dan barang-barang lainnya, yang pada akhirnya bisa menimbulkan kerugian materiil bagi pemilik rumah.
Namun, kerugian materiil ini masih bisa diatasi dibandingkan dengan bahaya kesehatan yang dibawa oleh tikus.
Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh tikus, seperti hantavirus dan leptospirosis, bisa mengancam nyawa jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Dalam perspektif agama, tikus bukan hanya sekadar hama yang harus dibasmi karena kotor dan menjijikkan, tetapi juga karena potensi bahaya yang ditimbulkannya bagi kesehatan dan keselamatan.
Oleh karena itu, menjaga kebersihan rumah dan memastikan tidak ada tikus yang berkeliaran adalah bagian dari menjaga diri dan keluarga dari bahaya yang mungkin datang.
Habib Ali Zaenal juga mengingatkan bahwa kehadiran tikus di rumah bisa menjadi pertanda akan datangnya musibah.
Bagi umat Islam, penting untuk selalu waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW untuk menjaga rumah dari bahaya yang ditimbulkan oleh tikus.
"Tikus ini boleh dibunuh karena dia bisa mendatangkan bahaya penghuni rumah, di samping itu dia akan rusak lemari, kayu, sehingga bisa membahayakan," tandas Habib Ali Zaenal.
Dalam ajaran Islam, terdapat beberapa hadis yang menyoroti bahaya dari hewan ini. Salah satu hadis yang sering dikaitkan dengan tikus adalah riwayat dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Ada lima hewan fasik yang boleh dibunuh di luar tanah haram maupun di tanah haram: tikus, kalajengking, burung gagak, burung layang-layang, dan anjing buas." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menjelaskan bahwa tikus termasuk dalam kategori hewan yang dapat mendatangkan bahaya, sehingga boleh dibunuh di mana pun ditemukan, bahkan di tempat suci sekalipun.
Tikus dianggap fasik karena kecenderungannya untuk merusak dan menimbulkan bahaya bagi manusia.
Baik melalui penyebaran penyakit maupun kerusakan fisik seperti merusak perabotan atau bahkan menyebabkan kebakaran.
Seperti yang diceritakan oleh Habib Ali Zaenal dalam kisah Rasulullah SAW melihat tikus membawa sumbu api.
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda:
"Tikus adalah hewan kecil yang fasik. Ketika ia jatuh ke dalam minyak atau ghee (sejenis mentega), maka buanglah minyak atau ghee yang tercemar dan ambillah sisanya jika memungkinkan." (HR. Bukhari).
Hadis ini mengajarkan pentingnya kehati-hatian terhadap tikus karena mereka dapat mencemari makanan dan membahayakan kesehatan manusia.
Tikus bisa membawa berbagai penyakit melalui kotorannya, air liurnya, atau bahkan melalui tubuhnya jika bersentuhan dengan makanan atau minuman yang kita konsumsi.
Oleh karena itu, Rasulullah SAW memberikan panduan untuk membuang bagian makanan yang tercemar dan tetap menjaga kebersihan serta kehati-hatian dalam mengelola makanan di rumah.
Dengan tambahan hadis ini, semakin jelas bahwa Islam sangat memperhatikan aspek kebersihan dan kesehatan umatnya.
Tikus, sebagai hewan yang berpotensi membawa dampak buruk, harus diwaspadai dan dikendalikan keberadaannya di dalam rumah.
Mengikuti ajaran Nabi SAW tentang menjaga kebersihan dan mencegah bahaya dari tikus adalah bagian dari upaya untuk melindungi diri dan keluarga dari musibah dan penyakit yang mungkin datang.
Dengan segala bahaya yang ditimbulkan, tidak ada alasan untuk mengabaikan kehadiran tikus di rumah.
Selain menjalankan anjuran agama, menjaga kebersihan dan mengendalikan populasi tikus di rumah juga merupakan langkah penting untuk melindungi kesehatan dan keselamatan seluruh anggota keluarga.
Jadi, jangan sepelekan tikus yang berkeliaran di rumah Anda, karena bisa jadi, mereka membawa pertanda buruk yang harus segera ditangani.
Wallahua'lam.
(udn)
Load more