Mereka menyetop alat berat milik Haji Isam, yang saat itu sedang beroperasi membuka lahan untuk pembangunan pelabuhan.
Menurut Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) distrik Ilwayab, Yohanes Mahuze, sampai saat ini, pemerintah Kabupaten, pemerintah provinsi, bahkan pusat, belum melakukan sosialiasi terkait rencana progam nasional tersebut.
Haji Isam sebagai pelaksana progam menyambut baik aksi protes masyarakat tersebut. Bahkan, dia sempat menolak dipayungi oleh pengawalnya. Haji Isam bersedia berpanas-panasan dengan masyarakat setempat.
Untuk menjawab pertanyaan masyarakat, Haji Isam menghadirkan Kasatgas Pangan dari Kementrian Pertahanan Mayjen TNI Rizal Ramdani dan tokoh masyarakat Papua Selatan, Jhon Glube Gebze.
Setelah berdialog, masyarakat akhirnya sepakat mendukung program pemerintah tersebut dengan catatan; mereka juga berhak atas tanah ulayat, olehnya itu masyarakat adat meminta hasil limbah dari pembukaan lahan dikelola oleh masyarakat adat.
Untuk mengantisipasi masalah yang sama terjadi, sosialisasi terus dilakukan di Distrik Ilwayab, Distrik Kaptel, Distrik Ngguti dan Distrik Muting.
Jauh hari sebelumnya, Haji Isam dan timnya sudah melakukan survey untuk titik pembangunan pelabuhan, titik-titik ruas jalan poros di empat distrik, dan termasuk lokasi cetak sawah.
Load more