tvOnenews.com - Dengan lebih dari 215 juta (78,19 persen) pengguna internet, Indonesia menjadi surga konsumen aplikasi permainan (games). Hal itu juga didukung oleh lamanya waktu yang digunakan orang Indonesia dalam bermain internet, yakni 8,5 jam per hari. Sehingga, Indonesia kini menjadi salah satu negara dengan pemain video game terbanyak.
Dosen Komunikasi Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Waryani Fajar Riyanto, mengungkapkan hal tersebut saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital untuk segmen pendidikan yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkomifo) RI besama Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, di Kabupaten Lamongan, Jumat (23/8).
Fajar mengatakan, era digital mengubah permainan tradisional fisik menjadi permainan dengan menggunakan sejumlah perangkat digital. Mengganti interaksi langsung di halaman dengan seperangkat gadget di tangan. Permainan digital hanya fokus pada mata, tangan, dan pikiran.
”Meski begitu, perlu sikap bijak dalam melakukan permainan digital (games). Pilih game edukatif, hindari game yang mengandung unsur kekerasan atau konten negatif,” tutur Waryani Fajar Riyanto dalam diskusi yang dipandu moderator Anissa Rilia itu.
Bijak bermain game, lanjut Fajar, juga berarti mampu membatasi waktu bermain dengan baik dan dapat mengambil pesan moral dari game yang dimainkan. ”Bisa berbagi waktu antara tugas dan hiburan, dan diskusikan pesan moral yang dapat diambil dari game yang dimainkan,” imbuhnya.
Dalam webinar bertajuk ”Cakap Digital dengan Bijak Bermain Game” itu, Fajar menyebut kompetensi kecakapan digital membuat seseorang lebih bijak dan mampu mengeliminasi ancaman keamanan di dunia digital. Termasuk saat memainkan game dan bermedia sosial.
”Individu yang cakap bermedia digital untuk keamanan akun dinilai mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, mesin pencarian, aplikasi percakapan dan media sosial, dompet digital, lokapasar dan tansaksi digital,” urai Waryani Fajar Riyanto, memungkasi diskusi yang diikuti para pelajar dengan menggelar nonton bareng (nobar) dari sekolah masing-masing.
Sejumlah sekolah menengah di Kabupaten Lamongan yang mengikuti kegiatan nobar di ruang kelas, di antaranya: SMPN 1, SMPN 2 dan SMPN 3 Babat, SMPN 1, SMPN 2 dan SMPN 4 Lamongan, SMPN 1 dan SMPN 2 Pucuk, SMPN 2 Karangbinangun, SMPN 1 Glagah, SMPN 1 Turi, SMPN 1, SMPN 2 Laren, SMPN 2 Sekaran, SMPN 1 Brondong, SMPN 1 Solokuro, SMPN 1 Paciran, SMPN 2 Sukodadi, SMPN 1 Maduran, SMPN 1 Karanggeneng, SMPN 1 Mantup, dan SMAS PGRI Kalitengah.
Dari sudut pandang berbeda, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan Munif Syarif mengatakan, perkembangan teknologi digital seperti internet, telepon pintar, dan media sosial, selain banyak memberi manfaat juga membawa tantangan baru munculnya masalah etika.
”Etika digital penting untuk menjaga hubungan yang sehat, menjaga privasi, menghindari konflik dan mencegah cyberbullying, serta membangun reputasi yang baik,” jelas Munif Syarif.
Sementara itu, CEO PT Mahakarya Berkah Sejahtera Muhajir Sulthonul Aziz berpesan kepada para pelajar untuk berhati-hati saat berselancar di dunia digital. Apa pun yang dilakukan di dunia digital akan meninggalkan rekam jejak digital yang sulit dihapus.
”Jaga rekam jejak agar selalu positif, gunakan media sosial dengan baik, jangan terlibat dalam aktivitas ilegal, lindungi data pribadi, pilih teman yang bijak, dan lakukan monitoring secara teratur,” rinci Muhajir Sulthonul Aiziz.
Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Lamongan ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemkominfo. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Sejak dimulai pada 2017, sampai dengan akhir 2023 program #literasidigitalkominfo ini tercatat telah diikuti sebanyak 24,6 juta orang. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024.
Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.(chm)
Load more