Di sisi lain, saat Turdes “Menembus Batas ke-9” tahun lalu, Paman Birin juga memberikan fasilitas internet satelit di Desa Kuala Lupak, Barito Kuala, sebagai respons terhadap sulitnya akses informasi bagi warga setempat. Hal ini menunjukkan Paman Birin menyadari betul bahwa konektivitas dan aksesibilitas tidak terbatas pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga akses komunikasi.
“Dengan adanya jaringan internet ini, diharapkan potensi desa bisa terbuka lebih luas, sehingga kesejahteraan masyarakat bisa meningkat,” kata Paman Birin melalui Kepala Dinas Kominfo Kalsel, M. Muslim, saat Turdes tersebut.
Pembangunan infrastruktur yang menyeluruh, menjadi pondasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi ketimpangan antar daerah. Dengan segala pembangunan yang telah Ia lakukan, Gubernur Sahbirin, berhasil mengentaskan desa tertinggal dan sangat tertinggal di Kalsel dua tahun lebih cepat dari target yang ditetapkan.
Keberhasilan ini diganjar dengan penghargaan yang diberikan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI bertepatan dengan Hari Jadi ke-74 Kalimantan Selatan pada 14 Agustus lalu di Siring 0 Kilometer Banjarmasin.
Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Desa (PMD) Kalsel, pada tahun 2016 lalu jumlah desa tertinggal dan sangat tertinggal di Kalsel mencapai 1.438 desa. Pada 2024 ini, angka tersebut menjadi nol, sehingga menjadikan 88 persen desa di Kalsel berkategori maju dan mandiri. Sementara sisanya berstatus desa berkembang. Capaian ini merupakan salah satu perwujudan dari visi Gubernur Kalsel Maju (Mandiri, Sejahtera, dan Berkelanjutan).
“Semua masyarakat berhak mendapatkan akses yang sama terhadap pembangunan dan kesejahteraan, karena desa dengan status desa sangat tertinggal dan desa tertinggal sudah tidak ada lagi di Banua,” kata Sahbirin. (ebs)
Load more