“Kalau (alat) tenunnya, kita masih pakai alat yang lebih berat, belum seperti di sini. Kalau di sini, alatnya lebih ringkas, lebih ringan. Untuk (cara menggunakan) alatnya, lebih mudah di sini,” ujar Sely.
Menurutnya, kerajinan tenun khas Aceh tidak mengalami perkembangan yang signifikan karena kurangnya inovasi. Oleh karena itu, Pelatihan Kreasi Tenun Aceh menjadi momentum untuk berkreasi dan berinovasi bagi para pengrajin muda.
Sesuai tema kegiatan, “Merajut Cerita dalam Motif”, mereka menggambarkan cerita budaya masyarakat setempat dalam desain motif tenun yang indah. Pada kesempatan itu, Sely memilih untuk membuat motif bungong seulanga sebagai bahan pembelajaran.
“(Di Bener Meriah) ada motif gayo, kita punya motif kerawang gayo, jadi, kita aplikasikan ke tenun. Kalau di sini, kita membuat motif bungong seulanga untuk belajar. Itu motif bunga seulanga khas Aceh,” katanya.
Tidak hanya mengadakan pelatihan, AMANAH sebelumnya telah membangun tempat produksi tenun bekerja sama dengan komunitas pengrajin tenun Kutaraja. Program unggulan Presiden Joko Widodo itu juga memberikan bantuan berupa peralatan dan bahan baku tenun kepada para pengrajin. (ebs)
Load more